Dia menambahkan bahwa hancurnya infrastruktur, situs bersejarah, ruang budaya, hingga pusat komunitas di Palestina merupakan bagian dari upaya sistematis untuk melemahkan identitas bangsa tersebut. Oleh karena itu, kerja sama kebudayaan menjadi langkah strategis untuk menjaga memori, kontribusi, dan tempat Palestina dalam sejarah umat manusia.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Imad Hamdan menyampaikan apresiasinya atas posisi konsisten Indonesia dan menggambarkan kondisi terkini di Gaza sebagai bentuk “genosida budaya” yang sistematis. Dirinya menjelaskan bahwa di balik kehancuran fisik akibat agresi militer, sedang berlangsung pula upaya penghapusan terhadap identitas, sejarah, dan narasi Palestina.
“Mereka berusaha menghapus budaya kami, tetapi identitas kami tidak bisa dihilangkan. Dukungan Indonesia sangat penting dalam menjaga eksistensi budaya Palestina,” ucapnya.
Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak membahas sejumlah usulan konkret untuk memperkuat kerja sama budaya.
Adapun pembahasan tersebut antara lain penyelenggaraan forum internasional tentang genosida budaya di Gaza; promosi produk budaya Palestina di Indonesia, seperti kerajinan sulam, keramik, dan karya seni lainnya sebagai bentuk solidaritas serta pemberdayaan ekonomi masyarakat Palestina; program pertukaran budaya termasuk residensi seniman Palestina di Indonesia, pameran seni, pemutaran film, pekan budaya Palestina di berbagai kota di Indonesia; serta penerjemahan dan publikasi karya sastra Palestina, khususnya kumpulan tulisan para penulis dari Gaza, termasuk mereka yang telah gugur dalam konflik, agar suara dan narasi Palestina dapat dikenal dunia dalam berbagai bahasa.