JAKARTA — Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Komarudin, mengungkapkan bahwa pertumbuhan jumlah kendaraan di Jakarta setiap tahunnya mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Hal ini disampaikan Komarudin saat memberikan sambutan pada acara doa bersama memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bersama ratusan driver Gojek.
Menurut Komarudin, lonjakan jumlah kendaraan menjadi salah satu permasalahan utama yang harus mendapat perhatian serius di Ibu Kota. Sebagai langkah awal, pihaknya sempat merencanakan diskusi dengan para pengemudi ojek online untuk membahas persoalan ini pada awal September 2025.
"Jakarta mengalami pertumbuhan kendaraan yang sangat luar biasa. Pada tahun 2024, tercatat sebanyak 850.900 kendaraan berplat B terdaftar dalam satu tahun," ungkap Komarudin dalam sambutannya, Jumat 6 September 2025.
Dari jumlah tersebut, jika diasumsikan 10 persen merupakan kendaraan roda empat, berarti sekitar 85 ribu kendaraan roda empat berplat B aktif beroperasi di Jakarta.
"Kalau masih dianggap banyak, kita ambil 1 persen saja, yaitu 8.000 kendaraan baru roda empat. Jika dikalikan dengan dimensi panjang kendaraan yang kita ambil paling pendek sekitar 2 meter, maka dibutuhkan ruang sepanjang 16 kilometer hanya untuk memarkir kendaraan baru tersebut," lanjutnya.
"Sebagai gambaran, 16 kilometer itu kira-kira jarak dari Tomang sampai Cawang, dan itu hanya untuk area parkir kendaraan baru, belum termasuk jalanan," tambahnya.
Komarudin menekankan bahwa persoalan jumlah kendaraan di Jakarta ini perlu disikapi bersama oleh semua pihak, terutama para pengemudi ojek online yang sehari-hari beraktivitas di jalan.
"Nah, inilah salah satu permasalahan kita yang harus kita sikapi bersama dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi saat ini ibarat urat nadi dalam aktivitas keseharian kita, dan penggunaan sarana transportasi merupakan bagian penting dari itu," jelasnya.
Namun sayangnya, rencana diskusi yang telah disiapkan tersebut harus ditunda karena situasi dan kondisi Jakarta pada akhir Agustus lalu sempat memanas akibat kericuhan di sejumlah lokasi.
"Kegiatan itu terpaksa harus kita undur karena adanya kejadian-kejadian yang tentu tidak kita harapkan bersama," pungkas Komarudin.
(Fetra Hariandja)