"Film adalah medium unik, karena di dalamnya terdapat banyak cabang seni: akting, sastra, musik, fesyen, kuliner, dan sebagainya. Ini menjadikannya sarana efektif untuk menyampaikan nilai, termasuk nilai dakwah. Dan film adalah soft power. Negara-negara maju menyadari kekuatan budaya untuk mempengaruhi secara halus," tuturnya.
Menbud kemudian turut menyampaikan keyakinannya, dengan jumlah pesantren yang besar, kita yakin akan muncul banyak talenta dari dunia pesantren. Film, musik, dan seni lainnya bisa menjadi medium dakwah.
Menurutnya sejak 1987, seminar tentang musik sebagai media dakwah sudah dilakukan, dan terbukti hingga kini masih sangat relevan.
"Dakwah Islam selalu berdialog dengan tradisi. Wayang, keris, dan budaya lokal lain dipakai sebagai media dakwah oleh para wali dan ulama. Islam tidak menghancurkan tradisi, melainkan merangkul esensi nilainya," ucap Menbud.
Dirinya berharap, SANFFEST menjadi festival film santri yang berkelanjutan dan nantinya akan ada lokakarya, manajemen talenta film, pelatihan skenario, serta pembinaan komunitas film di pesantren.
"Pesantren punya posisi penting dalam pelestarian dan pengembangan budaya," tutur Menbud yang disambut meriah oleh para undangan.