Turut hadir dalam kegiatan hari ini yakni Ricky Kurniawan, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Direktur Film, Musik, Seni, Syaifullah Agam; Ketua Komisi III Bidang Sosialisasi, Penelitian dan Pengembangan, dan Hubungan Antarlembaga, Lembaga Sensor Film (LSF), Kuat Prihatin; sutradara film Gunawan Paggaru; seniman Neno Warisman; novelis Ahmad Fuadi; seniman Adi Bing Slamet; beserta jajaran pengurus Pondok Pesantren Darunnajah.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah, K.H. Sofwan Manaf, pada sambutannya turut menyampaikan bahwa masih ada tantangan, terutama dalam menghadapi perkembangan zaman dan teknologi.
"Alhamdulillah, dengan adanya UU Pesantren tahun 2019, kini perhatian dari pemerintah tidak hanya sebatas mendengar, tapi juga memberikan bantuan nyata. Anak-anak kita di pesantren sekarang bukan hanya belajar ilmu agama. Mereka juga diajarkan ilmu umum, psikologi, teknologi, dan bahkan perfilman," ujarnya.
K.H Sofwan Manaf menegaskan, hal ini menjadi penting, karena perfilman adalah bagian dari kemajuan teknologi dunia. Menurutnya, masyarakat tidak bisa lagi menutup mata.
SANFFEST merupakan festival film santri pertama di Indonesia yang didedikasikan untuk menampilkan karya kreatif komunitas pesantren. Sejak awal digagas, SANFFEST mengusung misi memperkenalkan nilai, tradisi, dan cara pandang santri kepada masyarakat luas, baik di tingkat nasional maupun internasional, melalui medium film.
Program SANFFEST 2025 akan menampilkan beragam karya film santri dari seluruh Indonesia, diskusi panel, lokakarya perfilman, serta forum internasional untuk membuka ruang kolaborasi global. Dengan demikian, festival ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia, khususnya pesantren, sebagai salah satu pilar kebudayaan dunia.