Sebelumnya, protes melanda ibu kota, di mana polisi melepaskan tembakan ke arah massa, menewaskan 19 orang. Meskipun larangan telah dicabut pada hari Selasa, demonstrasi terus berlanjut.
Dalam pesan yang direkam, panglima militer Nepal Ashok Raj Sigdel mengimbau masyarakat untuk mengakhiri kerusuhan, memperingatkan akan adanya lebih banyak korban jiwa dan kerusakan jika kerusuhan berlanjut, dan mendesak mereka untuk bergabung dalam perundingan.
Melansir Straitstimes, banyak anak muda langsung menyadari apa arti tengkorak bergigi bertopi jerami – perlawanan dan kebebasan.
Tengkorak kartun pada spanduk hitam, yang dulu hanya digunakan oleh penggemar anime Jepang, kini semakin menjadi ikon protes di beberapa wilayah Asia.
Pertama kali digunakan di Indonesia, kini muncul di Nepal dan Filipina. Penyebarannya menggarisbawahi bagaimana gerakan pemuda semakin banyak mengadopsi budaya populer untuk mengekspresikan kemarahan terhadap korupsi, penyensoran, dan kekerasan yang dibiarkan negara.
Di Indonesia, bendera tersebut pertama kali terlihat dikibarkan oleh para pengemudi truk yang menentang aturan kendaraan kelebihan muatan dan kemudian pada protes mahasiswa dan masyarakat. Bendera tersebut semakin terlihat setelah 28 Agustus, ketika Affan Kurniawan, seorang pengendara ojek berusia 21 tahun, terlindas oleh kendaraan taktis polisi dalam bentrokan di Jakarta, sebuah insiden yang memicu kerusuhan terburuk dalam beberapa dekade.
Polemik mencuat, meski tak ada larangan berarti, namun tetap ada upaya untuk melakukan penyitaan bendera di sejumlah daerah.
(Arief Setyadi )