“Jika eskalasi dampaknya semakin masif, maka Deputi Bidang Penanganan Darurat, Mayjen TNI Budi Irawan, akan diberangkatkan malam ini untuk memimpin langsung penanganan,” jelas Suharyanto.
Hingga pukul 10.00 WIB, data sementara mencatat sejumlah kerusakan infrastruktur meliputi dua unit rumah, kaca-kaca fasilitas bandara pecah, plafon Kantor Bupati Nabire rusak, langit-langit Gereja Katolik KR Malompo rusak, jembatan Sriwani amblas, jaringan telepon dan komunikasi sempat lumpuh.
BNPB menyatakan akan membantu perbaikan infrastruktur sesuai tingkat kerusakan berdasarkan hasil kajian lapangan.
“Kami juga memastikan kerusakan akan kami perbaiki,” tegas Suharyanto.
Berdasarkan data BMKG, hingga pukul 11.00 WIB, telah terjadi 53 kali gempa susulan (aftershock). Tiga di antaranya berkekuatan cukup besar, namun belum menimbulkan dampak signifikan.
Suharyanto mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, mengingat wilayah Nabire memiliki sejarah gempa yang cukup parah.
“Pada tahun 2004, pernah terjadi gempa M6,4 di Nabire yang menyebabkan 32 orang meninggal, 213 luka-luka, dan ratusan rumah terbakar atau roboh. Kita patut waspada,” pungkasnya.
 
(Fetra Hariandja)