Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Filipina Membara! Demo Gen Z Ganyang Koruptor Rusuh, Massa dan Polisi Saling Serang

Arief Setyadi , Jurnalis-Senin, 22 September 2025 |10:16 WIB
Filipina Membara! Demo Gen Z Ganyang Koruptor Rusuh, Massa dan Polisi Saling Serang
Demo di Filipina rucuh (Foto: AP/Aljazeera)
A
A
A

FILIPINA – Demonstrasi yang diikuti puluhan ribu orang termasuk generasi Z di Manila, Filipina berujung bentrok antara polisi dan pengunjuk rasa, Minggu 21 September 2025. Bentrok meluas buntut kemarahan atas skandal korupsi yang melibatkan proyek-proyek pengendalian banjir, yang diyakini telah menghabiskan biaya miliaran dolar.

Setidaknya 17 orang ditangkap karena melemparkan batu ke arah polisi antihuru-hara dan membakar barikade ban, menurut laporan pihak berwenang setempat. Kurang dari satu jam kemudian, polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan sekelompok pengunjuk rasa bertopeng lainnya.

Menurut kantor berita AFP, beberapa polisi terlihat mengambil batu dan melemparkannya kembali ke arah para demonstran. Sementara Wali Kota Manila, Francisco Isko Moreno Domagoso, mengatakan beberapa petugas polisi terluka dalam bentrokan tersebut dan sedang menerima perawatan medis.

“CDRRMO [Badan Penanggulangan Risiko Bencana Kota] Manila dan Dinas Kesehatan Manila memberikan pertolongan pertama kepada polisi kami yang ditempatkan di Mendiola hari ini,” tulisnya di Facebook, melansir Aljazeera.
 
“Mereka dilarikan ke rumah sakit kabupaten terdekat, Rumah Sakit Sampaloc, agar dapat dirawat oleh dokter kami. Mari kita jaga ketertiban dan kedamaian di kota kita. Mari kita semua berhati-hati.”

Sebelumnya, terjadi pula kekerasan dalam aksi protes di negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia, di mana para demonstran menggelar unjuk rasa nasional karena kemarahan terhadap kekerasan polisi, upah anggota parlemen, dan inflasi yang melonjak.

Sedangkan di Manila, para demonstran mengibarkan bendera Filipina dan membentangkan spanduk bertuliskan "Tidak lebih, terlalu banyak, penjarakan mereka," seraya berbaris dan menuntut penuntutan terhadap semua pihak yang terlibat dalam korupsi.

“Kami ingin beralih ke sistem di mana orang-orang tidak lagi dilecehkan,” kata salah satu demonstran.

Menurut perkiraan pemerintah kota, protes Minggu pagi di Taman Luneta menarik hampir 50.000 orang. Kemarahan publik memuncak atas apa yang disebut sebagai proyek infrastruktur hantu, terutama setelah Presiden Ferdinand Marcos Jr. menyinggung skandal ini dalam pidato kenegaraan bulan Juli.

Sebagai respons, Marcos membentuk komisi independen untuk menyelidiki anomali dalam mayoritas dari 9.855 proyek pengendalian banjir, yang bernilai lebih dari 545 miliar peso (sekitar USD9,5 miliar).

Kemarahan publik semakin memburuk setelah pasangan kaya, Sarah dan Pacifico Discaya, yang mengoperasikan beberapa perusahaan konstruksi, diketahui memenangkan sejumlah kontrak proyek banjir. Mereka menjadi sorotan karena memiliki puluhan mobil mewah dan SUV buatan Eropa dan AS.

Presiden Marcos menyatakan tidak menyalahkan masyarakat karena memprotes skandal tersebut, dan menyerukan agar demonstrasi tetap damai. Ia juga menyebut bahwa militer berada dalam “siaga merah” sebagai langkah pencegahan.

Menurut laporan di lapangan, protes dipimpin gereja-gereja Kristen dari berbagai denominasi, meski Gereja Katolik disebut "secara historis" memiliki peran kuat dalam menggerakkan rakyat Filipina.

“Bukanlah suatu kebetulan bahwa protes ini terjadi pada 21 September, yang merupakan peringatan deklarasi darurat militer oleh mantan Presiden Ferdinand Marcos Sr. dan berlangsung di jalan raya tempat dua revolusi kekuatan rakyat terjadi,” kata Lo.

Ia menambahkan, para pengunjuk rasa menuntut agar presiden melembagakan “reformasi berkelanjutan” yang mampu membasmi segala bentuk peluang korupsi di semua tingkat pemerintahan.

Aly Villahermosa, seorang mahasiswa keperawatan berusia 23 tahun, mengatakan kepada AFP bahwa ia bahkan harus menghadapi banjir demi mengikuti protes.

“Jika ada anggaran untuk proyek-proyek bayangan, mengapa tidak ada anggaran untuk sektor kesehatan?” katanya, seraya menambahkan bahwa pencurian dana publik "sungguh memalukan."

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement