Kendala dan Solusi DVI
Suharyanto menjelaskan proses DVI di Musala Al-Khoziny menghadapi kendala karena sebagian besar korban masih berusia anak-anak dan remaja, sehingga belum memiliki KTP atau dokumen identitas resmi. Tim identifikasi banyak berpatokan pada data sekunder seperti ijazah, catatan sidik jari dari dokumen pendidikan, hingga pakaian terakhir yang dikenakan korban.
“Untuk mengatasi keterbatasan ini, solusi lain yang dilakukan adalah pengumpulan data antemortem dari keluarga, seperti ciri fisik khusus, tanda lahir, kondisi gigi, atau rekam kesehatan yang pernah dimiliki,” jelasnya.
Tim juga menggunakan metode pencocokan forensik, termasuk pemeriksaan DNA apabila diperlukan, untuk memastikan akurasi identitas. Dengan pendekatan ini, proses identifikasi tetap dapat berjalan cepat meski menghadapi keterbatasan dokumen kependudukan korban.