Rekaman Australian Broadcasting Corporation menunjukkan para pengunjuk rasa, banyak yang membawa bendera Palestina dan mengenakan syal keffiyeh, berbaris di jalan-jalan kota yang ditutup. Polisi mengatakan tidak ada penangkapan yang dilakukan.
Unjuk rasa tersebut digelar di kawasan bisnis setelah pengadilan pekan lalu memblokir rencana untuk menggelarnya di Gedung Opera Sydney.
Seorang pengunjuk rasa, Abbi Jordan, mengatakan ia hadir di unjuk rasa tersebut karena "apa yang disebut gencatan senjata ini tidak akan berhasil".
"Israel selalu melanggar setiap gencatan senjata yang pernah mereka lakukan. Selama 78 tahun, mereka telah melakukan pendudukan ilegal di wilayah Palestina, dan kami menuntut pemerintah Australia untuk memberikan sanksi kepada Israel," ujar Jordan kepada Reuters.
Dewan Eksekutif Yahudi Australia, sebuah kelompok payung bagi lebih dari 200 organisasi Yahudi, mengecam para penyelenggara protes. "Mereka ingin kesepakatan itu gagal, yang berarti perang akan berlanjut," kata Wakil Kepala Eksekutif Peter Wertheim dalam sebuah pernyataan.
Protes pro-Palestina telah menjadi hal yang umum di Australia, terutama di Sydney dan Melbourne, sejak perang di Gaza meletus ketika militan kelompok militan Palestina, Hamas, menewaskan 1.200 warga Israel dalam sebuah serangan pada 7 Oktober 2023.
(Rahman Asmardika)