GAZA – Hamas mengeksekusi sekelompok orang di jalanan Gaza sebagai bagian dari serangkaian tindakan tegas menyusul penarikan pasukan Israel dari area perkotaan utama. Rekaman video muncul, memperlihatkan sekitar delapan pria yang ditutup matanya dan menunjukkan tanda-tanda pemukulan, ditembak mati di depan kerumunan.
Militan Hamas, meskipun sempat kewalahan di medan perang, dengan cepat menegaskan kembali kehadiran dan kendalinya di Gaza. Otoritas Hamas muncul sejak Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mundur dari Kota Gaza di bawah kerangka rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump.
Seperti dilansir nypost, Rabu (15/10/2025), penegasan kontrol ini menargetkan "klan", yaitu kelompok bersenjata berbasis keluarga yang tidak bersekutu dengan Hamas. Kelompok tersebut sempat mendapatkan kekuatan selama tahap akhir konflik.
Presiden AS Donald Trump mengatakan telah memberikan "persetujuan" kepada Hamas untuk menegaskan kontrol atas Gaza setelah IDF mundur ke batas yang disepakati.
"Hamas berdiri karena mereka ingin menghentikan masalah. Mereka terbuka tentang hal itu dan kami memberi mereka persetujuan untuk jangka waktu tertentu," kata Trump.
Beberapa kekerasan di Palestina terjadi dalam beberapa hari terakhir seperti di Shuja’iyya, Kota Gaza. Menurut media sosial yang terafiliasi Hamas, kelompok tersebut melakukan "kampanye keamanan" secara luas terhadap pesaing, yang diyakini adalah klan Dormush yang kuat.
Hamas juga dikabarkan bergerak melawan keluarga Abu Samra di Deir al-Balah, Gaza tengah, dan menuntut kematian pemimpin milisi Khan Younis, Housam al-Astal, serta Yasser Abu Shabab di Rafah. Kedua pria tersebut diyakini telah berkolaborasi taktis dengan Israel dan menerima dukungan material.
Video eksekusi menunjukkan para pejuang Hamas meminggirkan kerumunan besar agar tidak terkena peluru sebelum eksekusi terjadi. Beberapa tawanan tidak mengenakan baju dan sebagian diseret ke lokasi eksekusi sambil dipukuli.
(Fetra Hariandja)