Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Zionis Israel Terus Berulah, Krisis Kelaparan di Gaza Tetap Bencana Besar

Tim Okezone , Jurnalis-Jum'at, 24 Oktober 2025 |11:05 WIB
Zionis Israel Terus Berulah, Krisis Kelaparan di Gaza Tetap Bencana Besar
Warga Gaza dihantui krisis kelaparan di tengah gencatan senjata/Foto: WFP/Jonathan Dumont
A
A
A

JAKARTA – Krisis kelaparan di Gaza tetap berada pada tingkat bencana besar, meskipun gencatan senjata telah berlaku selama dua minggu. Badan kesehatan PBB memperingatkan kondisi ini dan kelompok-kelompok bantuan internasional menuntut Israel menghentikan pemblokiran pengiriman bantuan kemanusiaan.

Kelompok bantuan mengumumkan pasokan bantuan yang akan memasuki wilayah paling terdampak terkepung blokade zionis. Sementara itu, Program Pangan Dunia PBB (WFP) menyatakan pasokan nutrisi ke Gaza masih jauh dari target harian yakni 2.000 ton. Pasalnya hanya dua penyeberangan ke wilayah Palestina yang dibuka.

"Situasinya masih tetap bencana besar karena bantuan yang masuk tidak cukup," kata Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (24/10/2025).

Setidaknya seperempat dari populasi Gaza, termasuk 11.500 wanita hamil, sedang kelaparan. PBB memperingatkan dampak kekurangan gizi akan memiliki konsekuensi "generasional" di Gaza.

Wakil Direktur Eksekutif Dana Kependudukan PBB (UNFPA), Andrew Saberton mengatakan 70 persen bayi baru lahir kini lahir prematur atau kekurangan berat badan, dibandingkan hanya 20 persen sebelum Oktober 2023.

"Kekurangan gizi akan memiliki efek generasional, bukan hanya pada ibu, tetapi pada bayi baru lahir. Kemungkinan besar mengakibatkan perawatan yang lebih lama dan masalah sepanjang hidup bayi," tambahnya.

 

Kondisi kelaparan telah diumumkan di Kota Gaza dan daerah sekitarnya pada Agustus. Saat itu, Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) menyatakan lebih dari 500.000 orang di Jalur Gaza menghadapi kondisi bencana kelaparan.

Gencatan senjata yang ditengahi AS mulai berlaku pada 10 Oktober. Sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, pengiriman bantuan kemanusiaan seharusnya ditingkatkan. Namun, WFP mengumumkan hanya sekitar 750 dari 2.000 metrik ton makanan yang memasuki Jalur Gaza setiap hari. Ini karena hanya dua penyeberangan yang diblokade Israel.

"Situasi di Jalur Gaza tetap bencana, bahkan dua minggu setelah gencatan senjata dimulai," kata Bahaa Zaqout, Direktur Hubungan Eksternal di LSM Palestina, PARC.

Zaqout mencontohkan biskuit, cokelat, dan soda diizinkan masuk menggunakan truk komersial, sementara barang-barang penting seperti benih dan zaitun tetap dibatasi.

"Sayangnya, ini tidak memenuhi nilai gizi minimum yang dibutuhkan untuk anak-anak, wanita, dan kelompok paling rentan," tambahnya.

(Fetra Hariandja)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement