GAZA- Sebanyak 90 warga Palestina tewas dalam gelombang serangan Israel di Gaza, Palestina. Serangan brutal ini diungkapkan Badan Pertahanan Sipil dan Rumah Sakit yang dikelola Hamas.
Juru bicara Pertahanan Sipil, Mahmoud Bassal, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sekitar 30 anak-anak termasuk di antara lebih dari 90 orang yang tewas di seluruh wilayah tersebut.
"Tim masih bekerja tanpa lelah untuk menjangkau mereka yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan, sementara rumah sakit kewalahan dengan korban luka dan kritis di tengah kondisi tragis dan kekurangan pasokan medis serta bahan bakar yang parah," ujar Mahmoud dikutip dari BBC, Rabu (29/10/2025).
Tiga perempuan dan seorang laki-laki berhasil dievakuasi dari reruntuhan rumah keluarga al-Banna di lingkungan Sabra selatan Kota Gaza, kata Pertahanan Sipil.
“Sementara, di kamp pengungsi perkotaan Bureij, lima anggota keluarga Abu Sharar tewas dalam serangan di rumah mereka di daerah Blok 7,” ujarnya.
Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang puluhan target teror sebagai respons atas pelanggaran Hamas terhadap kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi AS.
Menteri Pertahanan Israel menuduh Hamas melakukan serangan di Gaza yang menewaskan seorang tentara Israel, dan melanggar ketentuan pengembalian jenazah sandera.
Sementara dari pihak Hamas membantah bahwa kelompoknya tidak terkait dengan serangan itu dan berkomitmen pada kesepakatan damai.
Serangan Israel menghantam rumah, sekolah, dan blok permukiman di Kota Gaza dan Beit Lahia di utara Gaza, Bureij dan Nuseirat di tengah, serta Khan Younis di selatan.
Sejumlah saksi mata di Kota Gaza melihat pilar api dan asap membubung ke udara saat ledakan mengguncang beberapa permukiman.
Lima orang lainnya tewas ketika pesawat menyerang sebuah kendaraan di jalan di barat laut Khan Younis, menurut badan tersebut.
Sebuah pernyataan singkat yang dikeluarkan oleh kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa malam mengatakan bahwa ia telah memerintahkan IDF untuk melakukan "serangan kuat" di Gaza tetapi tidak merinci alasannya.
Namun, menteri pertahanannya mengatakan Hamas telah melewati "garis merah terang" dengan melancarkan serangan terhadap tentara Israel di Gaza pada hari Selasa.
"Hamas akan membayar mahal atas serangan terhadap tentara dan pelanggaran perjanjian pengembalian sandera yang gugur," Israel Katz memperingatkan.
Sebelumnya, IDF mengumumkan bahwa seorang prajurit cadangan, Sersan Mayor Yona Efraim Feldbaum, tewas dalam sebuah serangan.
Serangan itu terjadi di kota Rafah di Selatan sebelah Timur Garis Kuning yang membatasi wilayah yang dikuasai Israel di dalam Gaza berdasarkan kesepakatan gencatan senjata.
Sersan Feldbaum tewas ketika salah satu kendaraan tim teknik IDF yang sedang membongkar rute terowongan bawah tanah di Rafah terkena tembakan.
(Fahmi Firdaus )