BOGOR - Menteri Agama Nasaruddin Umar, menegaskan bahwa madrasah hari ini harus menjadi simbol kemajuan, tidak hanya dalam ilmu agama. Dia meminta, siswa madrasah juga dapat menguasai sains dan teknologi.
“Anak-anak madrasah jangan hanya bisa mengaji dan berdoa, tapi juga harus mampu menciptakan robot, meneliti, dan berinovasi. Itu baru madrasah masa depan,” ujar Nasaruddin, saat membuka ajang Madrasah Robotics Competition (MRC) 2025 yang digelar di Bogor, dikutip, Minggu (2/11/2025).
Dikatakannya, perintah Allah Ta’ala dalam Alquran yang berbunyi ‘I’malū’ (berkaryalah) harus dimaknai secara luas.
“Kata ‘amal’ dalam Islam bukan sekadar melakukan sesuatu, tapi melakukan dengan perencanaan, perhitungan, dan kecermatan. Sama seperti robot, yang tak bisa bergerak tanpa sensor dan logika,” tegasnya.
Nasaruddin juga mengungkapkan kisah Nabi Sulaiman yang mampu mengalahkan jin dengan kecerdasan.
“Kecerdasan manusia bisa menembus batas. Kalau anak-anak madrasah memadukan konsentrasi dan kontemplasi, mereka bisa melahirkan keajaiban-keajaiban baru,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Nasaruddin juga mengumumkan kabar bahwa Pemerintah Emirat Arab siap memberikan dukungan besar bagi pengembangan madrasah di Indonesia.
“Emirat Arab akan membantu peningkatan keterampilan guru dan siswa madrasah. Insya Allah, MoU akan segera ditandatangani dalam waktu dekat,” ujarnya.
Dia berharap, kolaborasi tersebut dapat memperkuat posisi madrasah sebagai pusat keunggulan ilmu dan karakter.
“Kita ingin madrasah bukan sekadar pilihan alternatif, tapi menjadi kebanggaan nasional,” tandasnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menambahkan, bahwa MRC 2025 menjadi momentum kebangkitan inovasi madrasah setelah sempat vakum dua tahun.
“Tahun ini kami hadir dengan semangat baru. Tema ‘Robotic Technology for a Green Future’ kami pilih untuk menegaskan bahwa teknologi juga harus berpihak pada keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.
Ajang ini kata dia menjadi wadah untuk menampilkan bakat dan kreativitas siswa madrasah dalam bidang sains, teknologi, dan lingkungan.
“Madrasah bukan hanya mencetak ulama, tapi juga calon ilmuwan dan insinyur yang berakhlak mulia,” katanya.
Menurut Amien, MRC 2025 juga menjadi bagian dari strategi Kemenag menyongsong era baru pendidikan madrasah.
Tahun ini, madrasah akan menerapkan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai pengganti Ujian Nasional (UN) yang menjadi salah satu indikator penerimaan di perguruan tinggi negeri.
“Kita ingin memastikan bahwa anak-anak madrasah siap bersaing, baik secara akademik maupun dalam kompetensi teknologi,” pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )