JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, dua orang tewas akibat banjir yang melanda Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pada Sabtu 8 November 2025. Kedua korban diduga tewas setelah terseret arus banjir bandang dan tersengat listrik.
“Dari Kabupaten Brebes dilaporkan dua orang meninggal dunia akibat banjir yang melanda wilayah produsen bawang merah terbesar di Indonesia pada Sabtu (8/11),” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, kepada wartawan, Minggu (9/11/2025).
Selain dua korban tewas, enam warga lainnya dilaporkan mengungsi ke rumah tetangga. Abdul menjelaskan, banjir di Brebes disebabkan oleh luapan sungai yang berdampak di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sirampog, Bumiayu, dan Bantarkawung.
Selain merendam permukiman, banjir juga menyebabkan Jembatan Bantarwaru yang menghubungkan Desa Bangbayang–Bantarwaru–Pengarasan putus.
Hujan deras disertai angin kencang turut menimbulkan kerusakan di Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampog. Dua rumah warga dilaporkan rusak berat dan sepuluh rumah lainnya mengalami kerusakan ringan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes telah melakukan asesmen lapangan dan mengevakuasi warga terdampak. Sebagai informasi, Kecamatan Sirampog berada di wilayah perbukitan curam dengan ketinggian 875–1.000 mdpl.
Wilayah ini dikenal rawan pergerakan tanah yang dapat dipicu oleh hujan intensitas tinggi. Berdasarkan data BNPB, pada April 2025 sempat terjadi gerakan tanah di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, yang merusak 114 rumah.
BNPB bersama BPBD Brebes telah merelokasi warga terdampak ke hunian tetap di lokasi yang lebih aman. Namun demikian, warga Sirampog dan pemerintah daerah setempat diminta tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi lainnya.
Sementara itu, Kecamatan Bumiayu juga termasuk wilayah dengan risiko bencana tinggi. Kota kecil yang dikelilingi pegunungan dan bukit dengan ketinggian sekitar 690 mdpl ini memiliki topografi curam dan lembah-lembah sempit.
“Topografinya berupa lereng bukit curam, lembah cekungan, dan beberapa aliran sungai besar yang berisiko meluap tiba-tiba jika terjadi hujan deras di wilayah hulu. Monitoring wilayah perbukitan, penanaman vegetasi penguat struktur tanah, serta perbaikan daerah hulu sungai diharapkan dapat dilakukan secara berkala,” pungkasnya.
(Awaludin)