Upaya Soegito cukup berhasil. Soegito meminta Mauk Moruk mengajak kelompok-kelompok bersenjata lainnya untuk turun gunung dan menyerahkan senjatanya.
Beberapa tahun kemudian, Soegito mendapat informasi, Mauk Moruk yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan bisa berbahasa Inggris dan Indonesia memilih pindah ke Lisabon karena mungkin takut dihabisi teman-temannya.
"Mungkin dia takut dihabisi teman-temannya yang tidak menyerah atau mungkin ia konflik dengan Xanana," kata Soegito.
(Fahmi Firdaus )