JAKARTA - Polda Metro Jaya menunjukkan ijazah asli Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) dalam gelar perkara khusus kemarin. Namun, pegiat medsos, dr Tifauziah Tyassuma menyebutkan, masyarakat dibuat percaya dengan narasi penunjukan ijazah asli tersebut.
"Polisi yang ngomong maka semua orang harus percaya. Itu tidak boleh secara metodologi," ujar dr Tifa dalam program Rakyat Bersuara iNews bertema "Babak Baru, Ijazah Jokowi Akhirnya Ditunjukkan" pada Selasa (16/12/2025).
Menurutnya, saat polisi berbicara ijazah Jokowi itu asli, tidak boleh lantas dipercaya begitu saja secara metodologi. Itu karena dari sisi metodologi, namanya confirmation bias, diberikan oleh orang yang punya otoritas sehingga orang dipaksa untuk percaya. Padahal, menurutnya, satu pun pihak tidak lihat.
"Ijazahnya rakyat tidak lihat yah, kemudian 13 objek ijazah yang dikomparasinya pun rakyat juga tidak lihat. Kita dipaksa untuk percaya kepada narasi yang diberikan oleh seorang atau pihak yang memiliki otority," tuturnya.
Dia menambahkan, masyarakat dipaksa untuk percaya terhadap narasi yang menyebutkan jika ijazah Jokowi itu asli. Khususnya oleh pihak yang memiliki otoritas, padahal secara metodologi hal itu tidak dibenarkan lantaran harus diuji dahulu untuk menentukan keaslian tersebut.
"Ini namanya authority heuristic. Artinya kita dipaksa percaya pada sesuatu narasi yang diberikan oleh pihak yang memiliki otoritas. Ini salah besar di dalam metodologi," katanya.
(Erha Aprili Ramadhoni)