PONOROGO - Hampir separuh wilayah hutan di Kabupaten Ponorogo rusak parah. Dari total 47.079 hektar luas hutan yang ada, baru 6.900 hektar saja yang tertangani.
Menurut keterangan yang disampaikan Wakil Bupati Ponorogo Amin, jumlah lahan kritis yang belum tersentuh penghijauan di wilayahnya ada sekitar 28.055 hektar. Memang tidak semua lahan kritis berada di kawasan hutan negara.
Sebagian lain merupakan lahan kritis yang lokasinya di kawasan hutan rakyat. Tapi berdasar rasio kerusakan hutan yang terdata di perhutani, luas hutan negara yang kritis tercatat paling besar.
"Pemerintah bersama perhutani dibantu seluruh elemen masyarakat masih mengupayakan penanganan lahan kritis ini secara maksimal," ucap Amin serius, Sabtu (3/5/2008).
Dampak yang ditimbulkan dari kerusakan hutan tersebut menyebabkan permukaan air tanah di wilayah Kabupaten Ponorogo menurun tajam. Tahun 2007 kemarin saja, tercatat penyusutan air dalam tanah antara 12-21 centimeter.
Kondisi itu bisa semakin memburuk. Apalagi jika penanaman hutan kembali atau penanganan lahan kritis tidak segera dilakukan secara impresif.
"Jumlah tanaman yang telah ditanam sejak tahun 2003 hingga sekarang sudah mencapai sekitar 3,6 juta batang pohon lebih," lanjutnya.
Hingga akhir tahun 2010 mendatang, diharapkan luas areal lahan kritis bisa terus dikurangi hingga 50 persen. Target itu akan diupayakan dengan memaksimalkan peran masyarakat desa disekitar hutan yang tergabung dalam LMDH (lembaga masyarakat desa hutan) yang saat ini telah tersebar di 42 desa, 9 kecamatan se-Kabupaten Ponorogo.
Â
Kerusakan hutan di kawasan penyangga yakni Madiun, Ponorogo, Trenggalek dan sekitarnya ini sempat disinggung oleh menteri kehutanan MS Kaban dua hari lalu. Saat menghadiri acara penanaman sejuta pohon di pondok modern Gontor, Ponorogo, Kaban berpesan agar pemerintah daerah bersama seluruh elemen masyarakat lebih intensif dalam menjaga kawasan hutan.
Tidak hanya kawasan hutan lindung saja, tapi juga menjaga keseimbangan hutan produksi dan cagar alam. Meningkatnya kawasan lahan kritis akibat aksi pembalakan liar hanya akan menyebabkan bencana. Seperti banjir dan tanah longsor yang beberapa tahun terakhir sering melanda beberapa kawasan pulau jawa, sumatera maupun daerah lainnya.
(Hariyanto Kurniawan)