JAKARTA - Warga suku Awyu dan suku Moi baru-baru ini berunjuk rasa di depan Mahkamah Agung, Jakarta Pusat untuk menolak perampasan hutan adat mereka di Papua untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit.
Direktur Wahid Institute Yenny Wahid mendukung perjuangan suku Awyu dan suku Moi dalam mempertahankan kedaulatan tanah ulayat mereka dari ekspansi perusahaan besar.
Menurut Yenny jika hutan adat dibabat untuk sawit, maka suku Awyu dan suku Moi akan mengalami kesulitan mencari makan karena selama ini mereka sangat bergantung pada hutan adat yang terus mereka jaga sebagai warisan nenek moyangnya.
BACA JUGA:
"Hutan adatnya mau dibabat, mereka akan sulit cari makan, emisi karbon yang dilepas juga akan banyak banget," kata Yenny Wahid dalam akun Instagram @yennywahid dikutip, Selasa (4/6/2024).