Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

BMKG: Sampai Sekarang Gempa Tak Bisa Diprediksi

Adela Eka Putra Marza , Jurnalis-Selasa, 27 Oktober 2009 |13:10 WIB
BMKG: Sampai Sekarang Gempa Tak Bisa Diprediksi
A
A
A

MEDAN - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan membantah prediksi gempa yang berpusat di Sumatera Bagian Utara, sekitar 500 Km dari Medan, seperti diprediksi situs luar www.nextearthquake.com.

"Sampai sekarang gempa bumi tidak bisa diprediksi. Apalagi jamnya, harinya dan lokasinya ketahuan. Di dunia ini belum ada teknologi dan teori-teorinya. BMKG juga tidak pernah mengeluarkan prediksi gempa," ujar Albertus Simanulang dari Bagian Analisa Gempa Bumi BMKG Wilayah I Medan, Selasa (27/10/2009).

Situs nextearthquake mengeluarkan tabel prediksi gempa yang akan terjadi pada 17 Oktober sampai 2 November 2009. Dalam kurun waktu itu, terdapat dua gempa besar di Pulau Sumatra yang berpusat di Sumatra Bagian Utara, sekitar 500 km dari Medan, dan di Sumatera Selatan, 500 Km dari Lubuktandjung.

Gempa pertama diprediksi terjadi pada 28 Oktober atau sekira tiga hari ke depan, dengan kekuatan 6,9-8,9 SR. Sedangkan yang kedua diprediksi berkekuatan 5-7 SR pada 31 Oktober atau lebih kurang tiga hari setelahnya.

Menurut Albertus, prediksi itu tidak benar sehingga tidak perlu ditanggapi. Dia mencontohkan prediksi gempa 8-8,5 SR yang akan terjadi di Jakarta pada 24 Oktober lalu. Ternyata tidak terbukti sama sekali.

"Bahkan dulu setelah gempa dan tsunami di Aceh, seorang profesor dari Australia memprediksi Danau Toba akan pecah dan terbelah dua. Ternyata tidak ada sampai sekarang," tambahnya.

Meski begitu, Albertus mengakui bahwa Indonesia memang termasuk daerah rawan gempa. Sehingga ia meminta masyarakat untuk tetap waspada. Menurutnya, pihak BMKG Wilayah I Medan juga telah mensosialisasikan ini ke masyarakat. Termasuk baru-baru ini mereka mengadakan sosialisasi di sekolah-sekolah.

Selain itu, dia mengharapkan juga agar para pakar dan media massa bisa memilah-milah informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat. Karena masyarakat saat ini memang sedang trauma dengan bencana gempa.

"Di saat masyarakat kita panik, ada omongan-omongan dari luar, masyarakat akan semakin panik. Ada benarnya yang dikatakan pakar-pakar gempa. Tapi itu seharusnya dibicarakan di forum ilmiah, jangan di tengah-tengah masyarakat," harap Albertus.(hri)

(M Budi Santosa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement