Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

DPR Jangan Main-Main dalam Angket Century

Insaf Albert Tarigan , Jurnalis-Senin, 30 November 2009 |12:55 WIB
DPR Jangan Main-Main dalam Angket Century
A
A
A

JAKARTA - Sejumlah tokoh nasional dan aktivis antikorupsi yang tergabung dalam Masyarakat Madani Indonesia Antikorupsi memperingatkan DPR agat tidak main-main soal penggunaan hak angket kasus Bank Century.

Mereka bertekad mendukung dan mengawal DPR, agar kasus Century diusut sampai tuntas, dan kewaspadaan dijadikan alat tawar-menawar oleh elit partai politik terhadap Presiden SBY.

Permintaan ini disampaikan dalam acara Rembug Masyarakat Madani bertema "Lanjutkan Pengusutan Tuntas Skandal Bank Century" di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (30/11/2009). Hadir di antaranya Ketua Umum PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin, mantan Menko Ekuin Kwik Kian Gie, AM Fatwa, Effendi Ghazali, seta aktivis pemuda, dan mahasiswa.

Sebagai bentuk dukungan kepada DPR, mereka sepakat untuk menggelar unjuk rasa besar-besaran secara damai, besok, di depan Gedung DPR. Sebab, hari tersebut bertepatan dengan DPR yang akan mengesahkan pengusulun dan pembentukan panitia khusus angket Century dalam rapat paripurna.

Guna memperlancar pengusutan kasus tersebut, mereka juga menyerukan agar pejabat negara yang diduga ikut bertanggung jawab seperti Sri Mulyani dan mantan Gubernur BI Boediono yang saat ini menjadi Wakil Presiden secara moril mengundurkan diri. "Agar dalam proses pemeriksaan nanti roda pemerintahan tetap berjalan," kata Dien.

Dia mengatakan, seluruh elemen masyarakat betul-betul mengetuk hati DPR agar tetap komitmen kepada kebenaran, jangan ada agenda tersebunyi. Semua fraksi harus berketetapan hati untuk menuntaskan kasus Bank Century agar jangan sampai menjadi beban sejarah.

Salah satu aktvis yang hadir, Adi Masardi menegaskan, unjuk rasa yang bakal digelar besok itu adalah aksi damai. Karena itu, kepada semua pihak yang akan datang agar waspada terhadap demonstran bayaran yang disuruh untuk berbuat rusuh dan dijadikan alasan mengkriminalisasi aktivis.

"Kami punya pengalaman saat demo menolak BBM beberapa waktu lalu, di mana banyak demonstran bayaran yang berbuat rusuh dan membakar mobil," ungkap Adi.

(Dadan Muhammad Ramdan)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement