JAKARTA - Pertemuan antara Sri Sultan Hamengkubuwono X dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai sebagai langkah maju. Yang disayangkan, pertemuan dilakukan setelah polemik keistimewaan DIY bergulir lebih dari satu bulan lamanya.
"Mestinya hal ini dilakukan sejak awal. Tindakan elit di Indonesia juga seperti pemadam kebakaran, tidak pernah antisipasi secara cerdas dan cermat apa implikasinya," kata pengamat politik LIPI Siti Zuhro kepada okezone, Rabu (22/12/2010).
Seperti diketahui, pertemuan Presiden dengan Raja Yogyakarta ini diprakarsai oleh Ketua Harian Setgab Koalisi yang juga Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical).
Siti mengamini langkah yang ditempuh Ical dalam mempertemukan kedua tokoh itu. Menurut Siti, memang diperlukan mediasi agar persoalan tidak berlarut-larut, terlebih membuat masyarakat bingung. Selain itu, cara mediasi juga memberikan sinyalemen baik bagi penyelesaian RUUK DIY di parlemen.
"Harus ada mediasi dari pemerintahan nasional dan DIY. Kalau itu terjadi bagus, jangan sampai ada istilah deadlock," tambahnya.
Seperti diberitakan, Sultan mengaku adanya pertemuan antara dirinya dengan Presiden SBY yang difasilitasi Ical dalam membahas polemik keistimewaan Yogyakarta.
"Yang penting saya dijembatani karena hari Sabtu Pak Aburizal Bakrie datang ke Yogya dan menanyakan itu. Kemarin saya sudah bertemu dengan Presiden dijembatani sama Pak Ical udah itu aja," jelas Sultan.
(Dede Suryana)