DENPASAR - Datangnya Hari Raya Galungan yang jatuh pada Rabu 6 Juli tidak saja membuat aktivitas kantor pemerintahan libur. Bagi warga Hindu di seluruh pelosok Bali, hari raya enam bulan sekali ini disambut suka cita dengan pesta makan daging babi.
Rangkaian ritual menyambut hari raya Galungan sejatinya telah dilakukan sejak beberapa hari lalu, namun prosesi penting yang dilakukan umat Hindu adalah dalam tiga hari ini.
"Hari ini masuk ritual penampahan, di mana seluruh umat memasang Penjor (hiasan janur) sebagai lambang kemakmuran dan kemenangan," papar pemuka Hindu Ida Bagus Wiana dihubungi okezone di Denpasar, Selasa (6/7/2011).
Hiasan Penjor yang biasanya diisi hasil-hasil bumi seperti padi dan kelapa itu, merupakan wujud syukur umat atas nikmat dari Tuhan yang telah memberikan kesuburan dan keberhasilan panen hasil bumi di tanah pertananian mereka.
Tidak hanya memasang Penjor, prosesi juga dilanjutkan dengan pemotongan hewan babi yang selain untuk hewan kurban atau persembahan juga untuk dikonsumsi bersama-sama.
Selain persembahan juga nantinya daging babi itu akan disantap beramai-ramai sebagai wujud syukur atas di hari kemenangan manusia yakni mengendalikan hawa nafsu buruk atau kemenangan darma kebaikan atas adarma kejahatan.
Dipilihnya babi, kata dia, karena sesuai mitologi bahwa babi merupakan simbol hewan yang malas dan bodoh, sehingga diharapkan umat tidak meniru dan meninggalkan sifat-sifat seperti yang disimbol babi.
Selanjutnya pada Rabu besok, yang menjadi puncak perayaan Galungan, diisi dengan persembahyangan di pura-pura dan di rumah masing-masing. Makna hari Galungan sebagaimana ditulis dalam lontar adalah merupakan simbol kemenangan umat Hindu dalam melawan hawa nafsunya.
"Sehari setelah itu atau Umanis Galungan dimanfaatkan oleh umat di Bali untuk saling mengunjungi keluarga satu sama lainnya saling bermaaafan. Sebagaimana tradisi dalam Islam yang dikenal halal bi halal,"" kata Wiana yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali ini.
Masih dalam rangkaian hari raya Galungan biasanya mereka selain mengunjungi kerabatnya juga diisi dengan kegiatan berwisata ke pantai atau tempat hiburan mereka, guna merayakan suka cita atas hari kemenangan itu.
Dipihak lain, untuk kepentingan tradisi makan babi beramai-ramai dan dibagikan ke tetangga terdekat, diperkirakan membutuhkan daging babi cukup banyak.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Putu Sumantra menjelaskan, pada tradisi setiap penampahan Galungan masyarakat Bali, ada ribuan ekor babi yang dipotong secara massal mulai hari ini.
"Stok daging babi untuk Hari Raya Galungan cukup, kami sudah mengantisipasi lonjakan permintaan babi dengan stok yang ada, jadi kami tidak perlu sampai mendatangkannya dari luar daerah," katanya.
Ribuan ekor babi itu yang telah dipotong di setiap banjar di seluruh desa Pakraman (Desa Adat) di Bali itu, untuk dikonsumsi, juga sebagian lainnya sebagai sarana upacara.
Sementara berdasar pantauan di kantor-kantor pemerintahan seperti di Pemkot Denpasar dan Pemprov Bali, tampak tutup karena libur galungan selama tiga hari mulai hari ini.
Para pegawai akan masuk kerja kembali pada Jumat 8 Juli mendatang. Banyak perantau beragama Hindu yang tinggal di Denpasar memanfaatkan hari libur itu untuk pulang ke kampung halaman masing-masing.
(Muhammad Saifullah )