JAKARTA – Penyidik Badan Reserse dan Kriminal Polri mengkonfrontir mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum Andi Nurpati dengan empat orang yang diduga mengetahui kasus dugaan pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 112.
Keempat orang yang dihadapkan dengan Nurpati yakni tersangka Masyhuri Hasan, sopir Andi bermana Aryo dan dua stafnya Sugiharto dan Matnur.
"Intinya dilakukan konfrontir antara saya, Masyhuri Hasan, dengan mantan staf saya dan sopir saya di KPU. Jadi beberapa hal yang ditanyakan penyidik terkait dengan komunikasi dan pertemuan dengan pihak yang tadi saya sebutkan," ujar Nurpati di sela-sela rehat konfrontir di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (28/7/2011).
Dia tidak mengingat berapa banyak pertanyaan yang sudah dilayangkan penyidik. Agenda konfrontir sudah berlangsung sejak sekira pukul 11.00. Nurpati yang mengenakan kerudung biru datang sekira pukul 08.34, namun karena Aryo, Sugiharto dan Matnur datang terlambat pemeriksaan sempat tertunda.
Materi konfrontir masih terkait kedatangan Masyhuri Hasan ke Kantor Andi Nurpati di Jalan Diponogoro, Menteng, Jakarta Pusat. Nurpati mengakui pernah bertemu dengan Masyhuri Hasan (MH). Anehnya, politikus Partai Demokrat ini mengaku lupa apa yang menjadi fokus pembicaraan saat itu. Berikut pembicaraanya dengan wartawan di sela-sela konfrontir.
“Apa kepentingan anda bertemu dengan MH?”
"Dia ke kantor kan, saya prinsipnya siapa pun tamu saya akan usahakan untuk meladeni siapa pun yang datang ke kantor KPU," ujarnya.
“Apa isi pembicaraannya?”
"Kalau itu saya tidak ingat teknis ya haha,"
“Soal apa yang dibicarakan masak anda lupa?”
"Tamu saya kan banyak banget masak mau ingat satu-satu,"
“Keperluannya apa, katanya, anda menelpon duluan?”
"Itu yang tadi saya katakan, apakah betul saya yang menelpon atau dia yang menelpon. Itu kan susah kita menyatakan secara detail terutama untuk saya sendiri karena mau menelepon juga urgensinya apa misalnya. Bahwa ada tamu yang datang ke tempat saya, sama saja perlakuannya."
“Katanya ibu yang minta kalau ibu tidak minta katanya dia tidak akan datang?”
"Iya itulah yang mau dicocokkan nanti.”
“Ibu tidak ingat dia datang sendiri atau atas perintah siapa atau seperti apa?”
"Seingat saya datang sendiri, bagi saya siapa pun tamunya saya terima.”
“MH mengatakan ibu akan menyerahkan surat permintaan penjelasan keputusan MK tentang hasil suara Dapil I Sulsel?”
"Saya tidak ingat yang saya ingat bahwa saya bertemu dan saya ingat dia pernah ke ruangan saya.”
Saat dikonfrontir, kata Nurpati, Hasan mengakui pernah bertemu dengannya di kantor KPU. Yang berbeda hanya masalah teknis saja.
"Misalnya apakah Hasan memberikan nomor faks kepada staf saya atau kepada saya, ya kaya-kaya gitu aja,"ujarnya seraya kembali masuk ke ruang penyidik.
(Insaf Albert Tarigan)