Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dugaan Manipulasi Data Pemilih Warnai Pemilukada Musi Banyuasin

Stefanus Yugo Hindarto , Jurnalis-Selasa, 13 September 2011 |18:29 WIB
Dugaan Manipulasi Data Pemilih Warnai Pemilukada Musi Banyuasin
Ilustrasi (foto:Ist)
A
A
A

MUSI BANYUASIN- Pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan yang akan digelar 27 September 2011 telah memasuki masa kampanye. Namun dugaan manipulasi data pemilih kembali mencuat di tengah tahap kampanye tersebut.

Dugaan manipulasi seperti penggelembungan perhitungan daftar pemilih tetap (DPT) dan berbagai kecurangan lainnya, akan menguntungkan calon incumbent yakni Bupati Muba saat ini, yaitu Pahri Azhari.

Menurut Ketua Tim Kampanye Pemenangan Dodi Reza Alex Noerdin dan Islan Hanura, H Rabik, sejak awal sudah ada pelanggaran terhadap pelaksanaan pemilukada. Dia mencontohkan, kecurangan tersebut berupa data pemilih yang berubah-rubah.

Pemilukada kali ini akan diikuti oleh pasangan Pahri-Beni, Dodi Reza Alex Noerdin-Islan Hanura dan Sulgani-Sujari.

“Mulai dari DPT dari Dukcapil Muba sebanyak 421.000 pemilih. Dari DPT ini, seharusnya jadi patokan untuk DPS namun DPS yang dikeluarkan KPU Muba menjadi 444.084 pemilih. Setelah di verifikasi ulang oleh PPS untuk keperluan DPT, pemilih menjadi 455.318 pemilih atau ada selisih 22. 356 mata pilih,” Rabik.

Selisih jumlah DPT yang sangat tidak realistis itu, sudah dilakukan sebelum penyerahan DPT pada tahun 2010. Penggelembungan ini, ada di beberapa desa dan kecamatan seperti Sungai Lilin dan kecamatan lainnya yang jumlahnya ribuan.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Tim Advokasi DPP Partai Golkar, Syamsul Hidayat yang menjelaskan bahwa indikasi kecurangan dalam tahapan pilkada di Muba tersebut dilakukan secara reguler, serentak dan sistematis. Bahkan ada indikasi KPU Muba dinilai menjadi mesin politik pemenangan salah satu pasangan calon.

“Namun kami tidak bisa menyebutkan siapa pasangan calon itu," kata

Dia mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan investigasi , hasilnya ditemukan berbagai kecurangan dalam tahapan pilkada Muba mulai dari jadwal sampai dengan DPT. Seperti, ada eksodus massa besar-besaran untuk peningkatan mata pilih seperti di Desa Merang.

“Ada sekitar 2.500 pekerja perkebunan kelapa sawit di beri nomor induk kependudukan (NIK), padahal belum tinggal selama 6 bulan dan mereka hanya bekerja sementara. Dan mereka pun masih memiliki KTP Palembang dan luar provinsi,” jelasnya.

Syamsul juga menemukan adanya intervensi birokrasi terhadap anggota dan perangkat desa, yang ditekan untuk membuat surat keterangan domisili dengan cap desa palsu. K

KPU juga memaksakan tahapan pilkada, misalnya deklarasi damai pasangan calon yang dilaksanakan tanggal 9 September dan paparan pasangan calon di DPRD Muba tanggal 10. Padahal pada tanggal 9 sesuai kesepakatan hasil rapat tanggal 5 September di KPU, adalah jadwal verifikasi faktual DPT, yang dilanjutkan deklarasi damai.

Meskipun banyak kecurangan yang terjadi selama proses Pilkada ini, namun menurut Syamsul pasangan Dodi-Islan tidak bakal mundur. Pasalnya, pasangan Dodi-Islan hanya menginginkan pilkada yang bersih, sehingga dapat menghasilkan pemimpin bersih.

(Stefanus Yugo Hindarto)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement