SURABAYA - Kasus kekerasan yang dialami oleh warga Syiah di Dusun Nangkrenang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, merupakan tragedi kemanusiaan.
Pasalnya, kasus ini sudah berlangsung sejak 2004, klimaksnya adalah aksi pembakaran rumah ketua Ikatan Jamaah Ahl al-Bait (IJABI), Tajul Muluk, beserta dua rumah jemaah Syiah lainnya serta sebuah musala yang digunakan sebagai sarana peribadatan, Kamis kemarin sekira pukul 09.00 WIB. Aksi tersebut dilakukan oleh sekitar 500 orang yang mengklaim diri sebagai ahlu sunnah waljamaah.
“Aksi pembakaran ini merupakan yang kedua kalinya dalam Desember ini. Sebelumnya, aksi pembakaran rumah jamaah Syiah juga terjadi di Desa Blu’uran, Karang Penang, Sampang, pada 20 Desember dini hari. Pada saat itu, massa bahkan membuat palang pada pintu rumah Moh Sirri sebelum membakarnya. Massa secara sengaja ingin mencelakai Moh Sirri sekeluarga,” kata Akhol Firdaus aktivis Center for Marginalized Communities Studies (CMARs) Surabaya.
Aksi pembakaran ini merupakan mata rantai kekerasan yang dialami jemaah Syiah di Omben dan Karang Penang sejak 2004 akibat anggapan sesat atas ajaran Syiah dan aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Tajul Muluk.
Pada Oktober 2009, serangan serupa terhadap sudah terjadi. Pada saat itu, sekira 3000 orang siap menyerang Nangkrenang. Ancaman serangan terjadi kembali pada 4 April 2011 ketika jemaah Syiah hendak memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
(Insaf Albert Tarigan)