Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Serangan Kepada Kelompok Syiah Terstruktur & Masif

Amir Tejo , Jurnalis-Jum'at, 30 Desember 2011 |07:43 WIB
Serangan Kepada Kelompok Syiah Terstruktur & Masif
A
A
A

SURABAYA - Kelompok aktivis HAM menilai semua kekerasan yang terjadi kepada kelompok syiah di Sampang, Madura akibat syiar kebencian yang diintensifikasi oleh para tokoh agama di Omben, dan direproduksi secara terus-menerus oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sampang dan MUI se-Madura, Pimpinan Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Sampang, dan Badan Silaturahmi Ulama se- Madura (Basra).
 
Ustadz Tajul Muluk sendiri akhirnya diusir dari Sampang pada 16 April 2011. Pengusiran ini difasilitasi oleh Bupati dan Muspida, Bakesbanglinmas Sampang, dan Gubernur Jawa Timur. Sebelum diusir dari Sampang, Tajul Muluk, sempat mendekam 12 hari di Polres Sampang.
 
“Meski pun ustadz Tajul Muluk dan Jamaah Syiah sudah sangat mengalah pada desakan massa dan pemerintah, akan tetapi intimidasi dan aksi kekerasan tidak pernah berakhir. Hampir setiap hari, Jamaah Syiah mendapat teror dan ancaman. Sikap polisi juga cenderung tunduk pada persekusi massa yang digerakan oleh para tokoh agama,” kata aktivis Center for Marginalized Communities Studies (CMARs) Surabaya Akhol Firdaus.
 
CMARs menilai Pemerintah Jawa Timur dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang gagal melaksanakan tanggung jawabnya dalam melindungi Jamaah Syiah sebagai kelompok minoritas dari serangan dan pemberangusan hak kebebasan beragama/berkeyakinan yang dilakukan oleh kelompok anti-Syiah. 
 
Selain itu, kebijakan resmi Kepolisian Republik Indonesia dalam menangani kasus Sampang sama sekali tidak berpihak pada kelompok rentan. Polisi memilih menangkap dan mengevakuasi korban daripada mencegah dan menindak pelaku-pelaku kekerasan.  

(Insaf Albert Tarigan)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement