JOMBANG - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengusulkan relokasi terhadap ratusan warga Syiah yang tinggal di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Jatim.
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengatakan konflik antara Syiah dan Sunni sudah terjadi sejak lama, khususnya di wilayah Jatim.
Pemprov, kata pria yang akrab disapa Gus Ipul itu, masih berupaya mencari solusi agar konflik tidak terulang lagi. Pembakaran pondok pesantren di Dusun Nangkernang pada Kamis 29 Desember lalu bukan kali pertama. Konflik Syiah dengan Sunni sudah terjadi sejak 2004 lalu.
Menurut Gus Ipul, di antara opsi yang ditawarkan adalah relokasi. Jumlah mereka ditaksir sekira 253 orang. Saat ini mereka masih mengungsi di Lapangan Tennis Indoor di Kota Sampang.
Relokasi tersebut dianggap perlu karena keberadaan warga Syiah tidak dikehendaki warga setempat.
Pemprov mengkhawatirkan bila warga dibiarkan tetap tinggal di sana, bisa membahayakan apalagi kejadian serupa bisa saja terjadi.
Soal lokasi baru, Gus Ipul mengatakan bisa di mana saja. Bahkan jika memungkinkan mereka akan diikutkan dalam program transmigrasi.
Hanya saja pelaksanaannya sangat bergantung dari para warga Syiah itu sendiri. Pemprov, tegas dia, tidak bisa memaksakannya namun hanya memberi alternatif. Jika tidak bersedia direlokasi, pemprov akan mencari opsi lain.
Seperti diketahui, kompleks pondok pesantren milik Ustaz Tajul Muluk dibakar warga pada Kamis pagi sekira pukul 09.00 WIB.
Tidak ada korban jiwa, namun empat bangunan, termasuk sebuah musala habis dibakar. Warga tidak menerima keberadaan Syiah di daerah mereka, namun Mabes Polri menyebutkan insiden ini berawal dari konflik kakak-adik.
(Anton Suhartono)