JAKARTA – Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Hendri Yosodiningrat meminta agar para pemilik maskapai penerbangan agar dapat lebih memperketat pengawasan terhadap para pilot yang akan melakukan penerbangan.
“Saya berharap dapat diperiksa, misalnya mau terbang seminggu sebelumnya bisa dites. Jadi ketahuan dia menggunakan nakoba apa tidak,” Kata Hendri saat berbincang dengan okezone, Sabtu (4/2/2012).
Dia menambahkan, satu jam sebelum keberangkatan, pilot dan barang bawaaannya juga diperiksa kembali. Dengan demikian, akan diketahui apakah pilot tersebut menggunakan narkoba atau membawa narkoba.
“Biasanya enggak ada pemeriksaan apa-apa untuk pilot, hanya diperiksa apakah bawa bom apa tidak, itu saja. Pemeriksaan pilot tidak menjadi prioritas,” imbuhnya.
Para pengguna narkoba, lanjut Hendri, tidak dapat dikelompokkan berdasarkan profesi, umur, dan agama. “Mau dia kapten, pilot, pelaut, semua bisa,” tegasnya.
Sebelumnya, kasus pilot yang bersentuhan dengan narkoba terulang lagi. Kali ini, pilot salah satu maskapai penerbangan, Lion Air, tertangkap saat pesta sabu-sabu di Hotel Garden Palace, Jalan Yos Sudarso, Surabaya.
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur membenarkan penangkapan pilot S usai menghisap sabu-sabu di Hotel Garden Palace, Jalan Yos Sudarso, Surabaya.
"Betul memang ada penangkapan pilot usai menghisap sabu di hotel itu. Saat ini pilot S dibawa oleh BNN ke Jakarta," kata Kepala BNNP Jawa Timur Kombes Jan de Fretes kepada okezone.
Saat ditangkap, pilot maskapai penerbangan Lion Air ini telah menghisap sabu-sabu di kamar hotel. Sedangkan, barang bukti berupa serbuk sabu seberat 0,4 gram (sebelumnya ditulis 0,04 gram) disembunyikan di dalam map surat yang kemudian disimpan di dalam laci hotel.(kyw)
(Stefanus Yugo Hindarto)