JAKARTA - Isu permaslahan keluarga yang menjadi pemicu terjadinya bentrokan di Sampang, Madura, Jawa Timur dinilai sebagai upaya menutupi motif pembantaian kaum minoritas Syiah di wilayah tersebut, oleh kelompok anti-Syiah.
Koordinator Aliansi Solidaritas kasus Sampang, Hertasning Ichlas berpendapat, isu perseteruan antara Ustad Tajul Muluk yang merupakan pimpinan warga Syiah Sampang dengan adiknya Rois yang merupakan tokoh Sunni merupakan upaya mengkerdilkan motif sesungguhnya dalam pembantaian kaum Syiah yang diduga ditunggangi oleh mereka yang anti terhadap Syiah.
Menurutnya, ini adalah upaya cuci tangan dari pemerintah dalam menangani kasus ini. Sebab, yang diangkat justru bukan pembantaian kaum minoritas di Indonesia, justru konflik keluarga yang sebenarnya bukan menjadi pemicu utama kerusuhan yang menewaskan dua orang itu.
"Negara, Pemerintah Daerah (Pemda) dan Polri tidak bisa mencuci tangan dengan mengatakan kasus ini merupakan konflik keluarga. Jelas ini ada upaya dari kaum Sunni yang merupakan mayoritas yang tidak suka dengan Syiah. Retorika tersebut justru dapat memicu kembali terjadinya kerusuhan yang lebih luas di Sampang," jelas Hertansing saat berbincang dengan Okezone, Kamis (30/8/2012) malam.
Saat ini, lanjut Hertansing hal yang terpenting adalah mendesak Kepolisian untuk mengungkap dan menangkap tidak hanya aktor lapangan dari kasus Sampang, tetapi juga mengungkap aktor intelektual di balik kasus ini. Pasalnya, dia menduga ada upaya mobilisasi massa dibalik kasus ini, yang terlihat terjadi secara sistematis untuk menghancurkan kaum Syiah oleh para tokoh yang anti dengan Syiah di Indonesia.
(Rizka Diputra)