TERNATE - Setelah penyerangan jamaah Syiah oleh warga di Kelurahan Marikrubu, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Maluku Utara, Kepolisian mempertemukan perwakilan dua belah pihak. Dalam pertemuan tersebut belum ada kata sepakat, masing-masing mempertahankan pendapat.
Pertemuan antara perwakilan warga dan jamaah Syiah ini digelar di Mapolres Ternate. Itu guna mencari solusi penyelesaian pascapenyerangan dan pengerusakan rumah jamaah Syiah oleh pada Rabu, 31 Oktober malam.
Perwakilan warga yang diwakili Kepala Kelurahan Marikrubu, Syamsudin Asurah, meminta warga Syiah membuat pernyataan tidak akan lagi melakukan aktifitas di wilayah mereka, karena dapat memancing kemarahan warga.
Namun, permintaan pernyataan dalam bentuk perjanjian yang ditandatangani itu ditolak oleh perwakilan Syiah.
“Kami adalah warga negara Indonesia yang sah, dan dilindungi UU untuk hidup di bumi Indonesia. Masalah keyakinan itu adalah hal privat yang tidak boleh adah tekanan dari siapapun,” tegas Jonhan, perwakilan jamaah Syiah dalam pertemuan itu, Kamis (1/11/2012).
Pertemuan itu berlangsung alot, karena tidak adanya pimpinan organisasi keagamaan seperti MUI, serta perwakilan pemerintah daerah yang hadir.
Warga Syiah berharap, pemerintah daerah segera turun tangan menyikapi masalah tersebut, sebab penyerangan kelompok mereka sudah beberapa kali terjadi.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga menyerang jamaah Syiah dan merusak pemukiman mereka. Bahkan, Imam Syiah, Nawawi Husen dan tiga rekannya sempat menjadi bula-bulanan. Aksi massa ini dipicu pertemuan yang dilakukan oleh kelompok Syiah yang dinilai melanggar kesepakatan.
(Risna Nur Rahayu)