JAKARTA - Sikap beberapa elite Partai Demokrat, seperti Ketua Umum Anas Urbaningrum, dan Ketua DPP Sutan Bhatoegana, meminta maaf ke keluarga Presiden keempat Abdurahman Wahid (Gus Dur) merupakan langkah cerdas.
"Ini adalah lucky buat Demokrat. Keberuntungan Demokrat. Bisa masuk ke keluarga Gus Dur. Paling tidak kan menunjukkan kerendahan hati. Langkah Anas sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui," kata peneliti LIPI Siti Zuhro kepada wartawan di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (30/11/2012).
Menurut Siti, selama ini Partai Demokrat dinilai tidak memiliki hubungan yang dekat Gus Dur khususnya, dan basis Nahdlatul Ulama (NU) pada umumnya.
Maka langkah untuk meminta maaf itu secara tidak langsung juga akan merekatkan hubungan antara Partai Demokrat dengan NU.
"Penghormatan pada keluarga Gus Dur. Sutan di mata keluarga Gus Dur kan jauh. Dia sowan ke sana itu bagus sekali. Itu poin banget dia mau minta maaf ke sana," sambung Siti.
Selain itu, secara tidak langsung permintaan maaf itu juga akan menimbulkan simpati tersendiri dari basis NU yang memang menjadikan Gusdur sebagai seorang tokoh penting (guru bangsa) di Indonesia.
"Bagi keluarga Gus Dur orang yang mau minta maaf itu point sekali. Bukan hanya untuk keluarga Gusdur tapi juga Gudurian," tutup Siti.
Seperti diberitakan sebelumnya, politikus Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, akhirnya menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Tiba di rumah Gus Dur di Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, itu langsung sungkeman dengan istri Gus Dur, Shinta Nuriyah.
"Alhamdulillah saya juga lega. Pak Sutan menyampaikan permohonan maaf," kata Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum yang ikut mendampingi Sutan ke rumah Gus Dur, Kamis 29 November kemarin.
Menurut Anas, pertemuan itu terlaksana berkat perantara putri Gus Dur, Yenny Wahid. Banyak cerita akibat dari pernyataan kontroversi Sutan yang disampaikan Anas ke istri Gus dur.
Pertemuan digelar sejak pukul 11.00 WIB di ruang tamu kediaman Gus Dur. Selain Shinta dan Yenny tampak juga beberapa tokoh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) nimbrung dalam pertemuan itu.
(K. Yudha Wirakusuma)