Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Anas: Silakan Tulis Apa pun, toh Penjelasan Saya Tak Berguna

Fiddy Anggriawan , Jurnalis-Jum'at, 28 Desember 2012 |08:40 WIB
Anas: Silakan Tulis Apa pun, <i>toh</i> Penjelasan Saya Tak Berguna
Anas Urbaningrum (Foto:Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Memasuki 2013 mendatang, Partai Demokrat sudah memprediksi akan mendapat serangan bertubi-tubi dari para lawan politik. Serangan tersebut datang dengan cara mengkriminalisasi kader-kader terbaik partai, tak terkecuali Ketua Umum, Anas Urbaningrum.

Menurut Ketua DPP Partai Demokrat Divisi Komunikasi Publik, Gede Pasek Suardika, pada 2013 penegak hukum akan dijadikan alat untuk menjatuhkan kompetitor partai politik. Caranya, dengan melakukan kriminalisasi yang bisa menjatuhkan martabat dan citra seseorang dan parpol yang akan bertarung pada Pemilihan Umum 2014 mendatang.

"Penegak hukum akan dimanfaatkan sebagai program menjatuhkan kompetitor. Gejalanya sederhana, yakni menetapkan target orang yang ingin dijatuhkan, kemudian mencari-cari kasus hukum yang dapat menjeratnya. Itulah kriminalisasi," kata Pasek kepada Okezone, Jumat (28/12/2012).

Hal itu diakui Pasek sangat mirip dengan yang menimpa Anas Urbaningrum. Anas awalnya dikaitkan dengan kasus korupsi Wisma Atlet, tapi karena tidak terbukti secara jelas kemudian seolah-olah dikaitkan kasusnya dengan kasus proyek pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Bukit Hambalang, Bogor.

"Penegakan hukum dan kriminalisasi itu hanya beda tipis. Kalau penegakan hukum menemukan keseluruhan bukti keterlibatan dalam sebuah kasus hukum, tapi kalau kriminaliasasi mencari kesalahan sebagai target menjatuhkan seseorang," terang Pasek.

Ketua Komisi III DPR itu menambahkan, hingga saat ini Anas masih tetap kuat menjalani tudingan tersebut.

"Mas Anas hanya mengatakan kepada beberapa media yang ikut menargetkannya bersalah, 'Silakan Anda mau menulis apa pun, toh penjelasan saya tidak berguna'. Namun, kepada media yang masih berimbang dia coba menjelaskan posisi yang sebenarnya," sambungnya.

Pasek melanjutkan, Anas juga pernah bercerita kepadanya soal bagaimana bersikap terhadap media yang mencoba menjatuhkannya. Anas meminta agar Pasek tetap karena dia menghormati media dan kebebasan pers di Tanah Air. "Biarlah itu menjadi proses pendewasaan pers kita," singkatnya.

Sebagai partai pemenang pemilu, Partai Demokrat menjadi besar. Namun, diakui Pasek, pihaknya masih minim pengalaman menghadapi politik kotor seperti kriminalisasi untuk memenangkan pemilu.

"Jelas kami masih kaget dengan hal-hal semacam itu. Pasalnya, Pak SBY selalu mengajarkan kita tentang politik bersih, santun, dan cerdas, sehingga kami tidak punya pengalaman mengatasi politik kotor semacam itu. Kami berharap penegak hukum bisa profesional, adil, dan transparan, menyelidiki kasus bukan menetapkan orang kemudian dicari-cari kasusnya," simpulnya.

(Tri Kurniawan)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement