JAKARTA - Korupsi meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hasil survei yang dilansir Lembaga Survei Jakarta (LSJ), tingkat keterpilihan atau elektabilitas Partai Demokrat hanya 6,9 persen dan PKS 2,6 persen.
"Kepercayaan publik terhadap partai politik semakin runtuh menyusul terbongkarnya kasus korupsi yang melibatkan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Ada 66 persen responden tidak yakin terhadap PKS," kata Peneliti Senior LSJ Igor Dirgantara, di Jakarta, Selasa (19/2/2013).
"Mayoritas publik tidak lagi percaya jargon PKS sebagai partai bersih. Elektabilitas partai Islam kebanggan santri perkotaan itu ikut terjun bebas bersama Partai Demokrat," sambungnya.
Kepercayaan publik terhadap Partai Demokrat juga buruk. Publik tak lagi percaya jika partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono bisa berdiri di garda terdepan pemberantasan korupsi.
"Sebanyak 67,3 persen responden menyebut bahwa kader-kader Partai Demokrat banyak yang tersangkut korupsi," lanjut Igor.
Masyarakat juga tak yakin meski Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengambil alih tongkat kepemimpinan dari Ketua Umum Anas Urbaningrum tak lantas meredam masalah di internal Partai Demokrat. Masyarakat malah menilai, tindakan SBY sebagai hal yang negatif.
"Citra Partai Demokrat kian terbenam, elektabilitasnya pun semakin terjun bebas," tuturnya.
Survei dilakukan di 33 Provinsi dengan mengambil sampel sebanyak 1.225 responden pada tanggal 9 sampai 15 Februari 2013. Margin of error kurang lebih 2,8 persen.
Berikut elektabiltas 10 partai politik peserta Pemilu 2014 hasil survei Lembaga Survei Jakarta (LSJ):
Partai Golkar: 18,5 persen
PDI Perjuangan: 16,5 persen
Partai Gerindra: 10,3 persen
Partai Demokrat: 6,9 persen
Partai Hanura: 5,8 persen
Partai NasDem: 4,5 persen
PKS: 2,6 persen
PAN: 2,5 persen
PPP: 2,4 persen
PKB: 1,8 persen
Undecided: 28,2 persen
(Tri Kurniawan)