Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Miskin Koordinasi Penyebab Densus Salah Tangkap

Bagus Santosa , Jurnalis-Rabu, 31 Juli 2013 |20:00 WIB
Miskin Koordinasi Penyebab Densus Salah Tangkap
A
A
A

JAKARTA - Detasemen Khusus Antiteror 88 melepas dua terduga teroris yang ditangkap di Tulungagung, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Sementara dua terduga teroris lainnya ditembak mati di lokasi penggerebekan.
 
Menurut anggota Komisi III dari Fraksi PDIP Eva Kusuma Sundari, kasus salah tangkap ini sepatutnya tidak terjadi. Korban dalam kaitan ini harus mendapat kompensasi dan rehabilitasi.
 
"Memang harus dilepaskan dan diberikan kompensasi. Tapi sebaiknya koordinasi BNPT-Densus-Polri harus dieratkan, jangan sampai tanpa komunikasi dan bahkan saling bersaingan. Selain menimbulkan pemborosan juga kontra produktif bagi efektifitas pemberantasan terorisme itu sendiri," kata Eva saat dihubungi wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (31/7/2013).
 
Lebih lanjut, dia mengatakan, pelepasan dua orang terduga teroris ini juga harus sepengetahuan BNPT. Eva melihat, salah tangkap ini dikarenakan adanya kordinasi yang kurang. Karena itu, perlu kordinasi antar lembaga tadi lebih pasti.
 
"Jadi pelepasan keduanya sepatutnya sepengetahuan mereka jadi tidak jalan sendiri-sendiri. Saya melihat salah tangkap juga terjadi karena miskinnya koordinasi antar ketiganya," katanya.
 
Penangkapan dua orang ini berawal saat Densus 88 Antiteror pada Senin 22 Juli 2013 memburu daftar pencarian orang (DPO) yang ditengarai teroris. Empat orang pun disergap di sebuah warung makan di Tulungagung, Jawa Timur.
 
Dua orang bahkan tertembus timah panas karena disebut-sebut melakukan perlawanan. Mereka adalah Dayah dan Rizal yang kini dirawat di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sedangkan dua orang lainnya, Mugi Hartanto dan Sapari yang juga ditangkap, akhirnya dibebaskan oleh Densus.

(Muhammad Saifullah )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement