SERANG- Ketua KPK Abraham Samad kerap melontarkan pernyataan-pernyataan keras terkait kasus korupsi di Provinsi Banten. Bahkan, pada sebuah kesempatan 4 November 2011, Abraham Samad pernah berkata, korupsi di Banten adalah sebuah kejahatan keluarga.
“Di Banten itu kejahatan keluarga," kata Abraham ketika itu.
Keluarga yang dimaksud Abraham merujuk pada keluarga besar Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Pasalnya, sejak adik kandung Atut, Tubagus Chaeri Wardana dicokok KPK terkait kasus suap Pilkada Lebak Bantena, kasus korupsi lain di Banten langsung terkuak. Sebut saja, korupsi alat kesehatan di provinsi Banten.
Menanggapi pernyataan-pernyataan Abraham Samad itu, adik Atut lainnya, Ratu Tatu Chasanah mengaku khawatir. Sebab, ucapan Abraham Samad sebagai Ketua KPK dapat mengubah opini masyarakat tentang asas praduga tak bersalah.
Ratu Tatu yang juga Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Banten mengatakan, saat ini semua proses hukum sedang berjalan, sehingga sebaiknya semua pihak menghormati proses tersebut. “Indonesia kan negara hukum, ada asas praduga tak bersalah, jangan diganti dengan asas praduga bersalah," katanya, Jumat (13/12/2013).
Dikatakan Tatu, pernyataan Abraham Samad seolah ingin menggiring opini bahwa pemimpin di Banten adalah pembunuh berdarah dingin. "Jangan pernah opini negatif itu dibangun di wilayah kita, takutnya menjadi fitnah. Hal-hal yang tidak bagus itu, kalau secara pribadi, semua orang keberatan, bukan keluarga saya saja yang keberatan, keluarga orang lain juga.”
Ratu Tatu juga menepis pernyataan Abraham terkait kejahatan keluarga yang terjadi di Banten. "Kalau dicap penjahat itu, mungkin keluarga kami sendiri tidak berniat untuk menjadi penjahat,".
Kendati demikian, dia tidak memungkiri jika ada kesalahan di dalam keluarganya. "Tapi kalau melakukan kesalahan, kami manusia biasa, kami bukan Malaikat, pasti kami ada salahnya. Sekali lagi, niat untuk menjadi penjahat itu, tidak ada dalam keluarga saya,” tutupnya.
(Stefanus Yugo Hindarto)