SOLO - Matinya salah satu kerbau pusaka milik Keraton Kasunanan Surakarta akibat ditusuk oleh orang yang tak bertanggung jawab, masih terus diselidiki pihak Keraton Kasunanan.
Putra Paku Buwono (PB) XII Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Soeryo Wicaksono mengatakan, pihaknya masih terus mengumpulkan keterangan apakah kerbau pusaka itu ditusuk oleh pihak internal keraton atau pihak luar.
"Kami masih menyelidiki, apakah kerbau itu benar-benar mati karena ditusuk internal keraton atau orang lain yang memang sengaja menusuk kerbau tersebut," kata pria yang akrab disapa Gusti Nino, saat dihubungi Okezone, Rabu (5/11/2014).
Meski demikian, Gusti Nino khawatir kematian kerbau pusaka itu merupakan pertanda akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Pasalnya dari beberapa kejadian, apa yang akan menimpa keraton selalu diawali dengan munculnya pertanda terlebih dahulu.
"Kalau memang Bagong mati ditusuk oleh orang yang tak dikenal, berarti itukan dianiyaya. Semoga ini bukan sebagai pertanda buat keraton. Setiap akan ada sesuatu yang menimpa keraton, selalu saja diawali dengan pertanda," ujarnya.
Sebelumnya, kerbau bernama Kiai Bagong itu terluka akibat ditusuk di bagian perutnya. Ia harus menjalani perawatan selama sebulan, sebelum kerbau yang diyakini masih keturunan Kiai Slamet itu mati pada Selasa 4 November sekira pukul 18.30 WIB.
(Kemas Irawan Nurrachman)