Karena itulah, Jumat pekan lalu, JK meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan untuk meneliti fenomena aksi begal yang kini marak dilakukan kelompok anak muda. Maksudnya, selain untuk mengetahui akar penyebab dan solusi pencegah aksi begal, penelitian juga dilakukan agar bisa membantu aparat keamanan untuk mengatasinya.
"Saya baru saja kontak Pak Anies Baswedan untuk segera melakukan penelitian, apa penyebab serta jalan keluar mencegah dan mengatasi fenomena begal yang terjadi sekarang ini," ujar Wapres saat ditanya pers di rumah pribadinya di Jalan Haji Bau, Makassar, Sulawesi Selatan.
Keprihatinan JK, sangat beralasan. Lihat saja, Polda Metro Jaya mencatat, di wilayah hukumnya ada 80 kasus pembegalan yang terjadi sepanjang Januari 2015. Kasus itu disebutkan, tersebar di sejumlah wilayah di Jakarta dan Bodetabek. Kasus pembegalan itu semakin bertambah di periode Februari, paling tidak 29 pelakunya telah ditangkap dan lainnya ditembak mati pihak kepolisian.
Hingga saat ini, menurut Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Irjen. Unggung Cahyono, sudah tujuh pelaku yang ditembak hingga tewas. Selain itu, dari para pelaku polisi menyita barang bukti 120 sepeda motor dan 21 mobil hasil curian. Polisi juga turut mengamankan 14 pucuk senjata api berupa 12 unit senjata rakitan, satu senjata air soft gun, satu unit senjata organik, serta 140 buah senjata tajam.
“Mereka tak segan menyakiti korbannya yang melawan. Bahkan, anggota juga ada yang terkena tembakan pelaku saat melakukan pengejaran," katanya usai gelar perkara kasus teror di Markas Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota, Kamis, pekan lalu.