Kaderisasi Kejahatan
Dari beberapa kejadian pembegalan di Depok, Kepolisian Resor Depok menangkap tiga anggota komplotan begal yang sering beroperasi di Kota Depok, Ahad lalu. Ternyata, ketiga begal itu adalah remaja yang masih berstatus pelajar. Hal itu, menurut kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Achmad Hisyam, adalah salah satu bentuk yang belakangan menunjukkan peningkatan kualitas kejahatan. Aksi begal tidak lagi segan-segan melukai, bahkan membunuh korbannya.
Aksi tersebut, lanjut Hisyam, merupakan hasil meniru tindak-tindak kejahatan yang sebelumnya sudah dilakukan. Dengan kata lain, begal merupakan tindakan yang memiliki “kaderisasi”. “Begal ini kan bukan barang baru, sedari dulu sudah ada. Yang ada sekarang, pelakunya hanya meniru yang sudah-sudah,” katanya.
Untuk menghentikan aksi biadab ini sambung Hisyam, dibutuhkan intervensi pihak yang berwajib. Intervensi bukan hanya dilakukan secara penegakan hukum, melainkan juga memberikan solusi terhadap alasan utama mereka menjadi begal. “Alasannya biasanya karena tuntutan ekonomi dan mental yang sudah melihat kejahatan sebagai hal yang umum,” katanya. (Riza Sofyat, Rizqi Jong dan Fahmi W Bahtiar)
(Misbahol Munir)