Mulanya pesawat dengan nomor registrasi tempur sergap 1643 itu hendak melaksanakan rolling untuk persiapan take off. Selanjutnya, pilot Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono melihat adanya malfungsi setelah lampu bahaya menyala.
"Persiapan take off, lalu pilot melihat warning light-nya menyala," jelas Agus di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2015).
Kemudian, kejadian tersebut diikuti indikasi lainnya yang juga menyala yakni hidrolik dan elektrik. Penerbang yang sudah siap dengan kecepatan untuk melakukan take off, langsung menyatakan kegagalan take off (abort). Terlebih lagi pesawat tersebut menggunakan sistem hidrolik.
"Tapi belum kecepatan untuk lepas landas, dia menyatakan abort take off. Pilot lalu memutar (iddle throttle). Kemungkinan itu ada masalah kebocoran hidrolik, sehingga brake-nya itu tidak maksimum, karena sistem brake pesawat ini gunakan hidrolik," bebernya.