Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ketua MUI DIY: Waria Jangan dikucilkan

Markus Yuwono , Jurnalis-Jum'at, 12 Februari 2016 |18:40 WIB
Ketua MUI DIY: Waria Jangan dikucilkan
Ilustrasi (Okezone)
A
A
A

YOGYAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) DI Yogyakarta, Thoha Abdurrahman tidak mempermaslahkan wacana pembuatan fikih bagi kaum waria. Sebab, menurut dia, selama ini sudah ada beberapa kitab yang membahas mengenai waria.

"Sudah ada, tapi memang belum di bahasa Indonesia-kan. Mungkin mereka mau mencari itu," kata Thoha saat dihubungi Okezone, Jumat (12/2/2016).

Dia mengatakan, Islam memiliki pandangan yang tidak berbeda terhadap waria, dengan manusia umumnya, baik laki-laki maupun perempuan. "Profesor dari Jepang datang ke Indonesia, datang ke rumah saya. Dia menanyakan waria dan dia kagum, wah ternyata Islam itu sempurna dan rahmatan lil alamin, tidak seperti negara lain waria dipinggirkan tidak dihargai sebagai manusia," katanya. 

Thoha menambahkan, waria dalam kehidupan beragama tidak berbeda. Jika mereka baik dalam berperilaku, maka akan diterima ibadahnya. Pun demikian sebaliknya. "Kalau mereka amal soleh ya masuk sorga, kalau maksiat ya masuk neraka," jelasnya.

Ulama yang sudah 14 tahun memimpin MUI Yogyakarta ini mengungkapkan, adanya pondok waria  pesantren Al Fatah, di Celenan, Kotagede, Yogyakarta, untuk mengajarkan agama secara benar. waria jangan sampai dikucilkan sehingga malah berperilaku buruk. Bahkan dia mengaku ikut mengesahkan ponpes tersebut meski diakuinya ada polemik saat itu.

"Ada pondok waria agar waria lebih baik secara Islam, mengajarkan Islam sebenarnya. Jangan sampai dikucilkan, nanti mereka malah aneh-aneh,"ucapnya.

(Fransiskus Dasa Saputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement