Malang nian nasib Prajurit Satu (Pratu) Wahyudi, anggota Detasemen Artileri Pertahanan Udara Rudal-004 ini ditemukan sudah tak bernyawa saat sebelumnya terlibat dalam upaya pemadaman kebakaran lahan di hutan Desa Kampung Medan Labuhan Tangga Kecamatan Bangko Kabupaten Rohil, Riau.
Anggota TNI AD yang tergabung dalam Satuan Petugas (Satgas) Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan Riau itu bersama lima anggota TNI lain awalnya bertugas memadamkan kebakaran pada Kamis, 18 Agustus 2016 petang lalu.
Para petugas kembali ke posko, namun saat dalam perjalanan, salah satu prajurit TNI hilang dari rombongan.
Setelah enam hari dicari, Tim SAR gabungan akhirnya berhasil menemukan jasad Pratu Wahyudi dalam kondisi sudah meninggal dunia di hutan Kampung Medan Tangga Besar, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rohil, Riau. Almarhum Pratu Wahyudi ditemukan tidak jauh dari lokasi awal dia menghilang.
"Tadi siang sudah ditemukan," ujar Kepala Penerangan Korem 031 Wita Bima Pekanbaru, Mayor Safrianto kepada Okezone, kemarin.
Sementara Wakil Ketua Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, Edwar Sanger menjelaskan, jenazah Pratu Wahyudi ditemukan di bawah pohon besar yang tidak jauh dari lokasi hilangnya korban.
"Kabarnya saat ditemukan luka bakar. Belum diketahui pasti apa penyebab Pratu Wahyudi meningga dunia," katanya.
Hilangnya korban kala itu sempat dikaitkan dengan kisah mistis sekitar lokasi. Pada saat awal hilang, teman-teman korban sempat menghubungi ponsel Wahyudi dan tersambung. Saat itu Wahyudi mengaku berada di sebuah pohon besar. Namun, setelah sejumlah temannya mendatangi pohon-pohon besar, Pratu Wahyudi sama sekali tidak terlihat.
Para rekan korban kemudian meminta Pratu Wahyudi berteriak, namun teriakannya tidak terdengar. Setelah itu kembali rekan sesama kesatuannya menghubungi ponsel Pratu Wahyudi.
Pria lajang itu menyebut dirinya berada di pohon sawit yang ada di sekitar lokasi. Saat didatangi tidak kunjung ditemukan. Tidak lama kemudian ponsel pria asal Magetan itu pun mati. Warga sekitar menyebut bahwa daerah itu memang terkenal angker.
Kehilangan Pratu Wahyudi tentu menjadi cobaan terberat bagi keluarga. Warni Weton Wahyudi Seloso Wage, selaku ayah Pratu Wahyudi, mengaku sudah punya firasat anaknya akan pergi untuk selamanya.
"Kemarin saya bermimpi didatangi orang misterius. Orang misterius itu membawa ayam jago," ucapnya mengawali cerita.
Saat itu, dalam mimpinya ia juga memegang ayam jago. Namun, dirinya sama sekali tidak berniat mengadu ayam jago kepada orang misterius itu. Orang misterius itu kemudian meminta ayam jago yang dipegangnya. "Saya tidak bisa berbuat apa-apa ketika ayam jago saya dibawa," kata Warni.
Menurut kepercayaan yang diyakini keluarga, ayam jago melambangkan kebanggaan. "Itu firasat saya, bahwa 'ayam jago' saya telah dibawa," tuturnya.