JAKARTA - Tidak hanya orang biasa dan berkehidupan susah, korban penipuan pemilik Padepokan Kanjeng Dimas di Probolinggo, Jawa Timur, Kanjeng Dimas Taat Pribadi (46), ternyata juga ada orang-orang terpelajar.
"Saya juga kurang tahu kenapa yah karena yang direkrut bukan orang-orang bodoh, tapi juga orang-orang terpelajar juga yang bisa dipengaruhi," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Agus Andrianto ketika berbincang dengan Okezone, Selasa (27/9/2016).
Kanjeng Dimas Taat Pribadi dilaporkan ke Bareskrim oleh Muhammad Ainul Yaqin atas kasus penipuan uang Rp25 miliar. Pelaporan dilakukan sejak 20 Februari 2016. Diduga banyak korbannya, modusnya diduga berbentuk multi level marketing (MLM).
"Korbannya banyak ya. Saya enggak berani bilang (identitas). Cuma kalau ada seorang pensiunan Kopassus pangkatnya kolonel masih bisa terpengaruh itu kan secara logika kehidupannya layak. Dia dapat pekerjaan pasca dia luka, dia dinas dan pernah kerja di tempat Pak Prabowo gajinya lumayan itu mbak. Tapi dia juga ikut di situ (Padepokan Kanjeng Dimas)," ulas Agus.
Agus enggan memberberkan nama dari pensiunan perwira Kopassus yang menjadi pengikut Taat Pribadi ini.
"Aduh di Jawa Timur mbak, saya kurang begitu hafal mbak. Ada seseorang yang sekarang ini terlibat kasus pembunuhan itu dan ditahan itu di Polda Jatim," tukasnya.
Buntut dari Laporan penipuan di Bareskrim tersebut, salah satu saksi kunci penipuan menjadi korban pembunuhan. Dia adalah Abdul Ghani yang merupakan santri dari Taat Pribadi.
(Salman Mardira)