JAKARTA - Pengamat pendidikan Doni Koesoema menyesalkan terjadinya penganiayaan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Atas insiden itu, Amirulloh Adityas Putra (19) tewas ditangan seniornya.
Doni mengatakan, saat ini sistem pendidikan di STIP harus dirubah. "Kultur senioritas perlu dihilangkan, diganti dengan kultur kolaborasi lintas angkatan," katanya kepada Okezone, Rabu (11/1/2017).
Dia menerangkan, peristiwa ini menunjukkan sekolah kedinasan tidak berubah dari waktu ke waktu. "Ikut prihatin. Ini berarti sekolah kedinasan tetap belum berubah dari waktu ke waktu," ujar Doni.
Lebih dari itu, menurutnya, kekerasan yang kembali terulang ini merupakan tanggung jawab pimpinan kampus lantaran tidak mampu mengelola lembaga pendidikan tersebut.
"Kekerasan yang terjadi lagi merupakan tanggungjawab pimpinan kampus yang tidak mampu mengelola lembaga pendidikan di mana ia bertanggungjawab," pungkas Doni.
Sebelumnya, Amirulloh tewas setelah mengalami pengeroyokan yang dilakukan oleh seniornya di gedung dormitory ring 4, kamar M 205 lantai 2, Jalan Marunda Makmur, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Atas insiden itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) langsung membebastugaskan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Capt Weku F Karuntu.
(Ulung Tranggana)