Presiden Bush Lobi Arab

, Jurnalis
Sabtu 12 Januari 2008 04:02 WIB
Share :

KUWAIT CITY - Presiden AS George W Bush memulai tur ke negara-negara Arab di Teluk untuk mengumpulkan dukungan guna mengisolasi Iran.

Setelah mengakhiri lawatan bersejarahnya ke Israel dan Tepi Barat, Bush bertolak ke Kuwait, negara Arab pertama yang disinggahinya dari lima negara yang diagendakan.

Kunjungannya ke kawasan kaya minyak itu dilangsungkan di tengah ketegangan Washington-Teheran terkait konfrontasi kapal laut di Selat Hormuz.

Bush disambut emir Syekh Sabah al-Ahmad al-Sabah, putra mahkota Kuwait, perdana menteri, ketua parlemen, dan pejabat tinggi lainnya juga ikut menyambut pemimpin negara adidaya itu di bandara. Televisi milik negara menyiarkan komentar yang memuji hubungan ASKuwait sebagai hubungan yang strategis.

Namun, beberapa pejabat dan pengamat di kawasan, termasuk Kuwait, sudah mengindikasikan keengganan mereka menyambut niat Bush yang ingin mengajak negara-negara Arab ikut mengisolasi Iran.

Meski Kuwait menyambut kedatangan Bush sebagai sekutu, pejabat di sana berulang kali mengatakan bahwa Kuwait tidak akan membiarkan AS menggunakan teritorinya sebagai titik tolak jika ingin menyerang Iran.

"Tuan Presiden (Bush), kawasan ini membutuhkan inisiatif pintar dan bukan bom pintar," tulisan editorial harian Al-Rai di Kuwait.

"Di sini membutuhkan teknologi antarbenua, bukan rudal antarbenua. Di sini juga membutuhkan kesepakatan ekonomi, perdagangan, dan keuangan, bukan kesepakatan penjualan senjata," lanjut editorial itu.
Kerajaan-kerajaan di Teluk, termasuk Qatar, semuanya memiliki hubungan dekat dengan AS. Dalam hubungan militer, negara-negara di Teluk merupakan pembeli utama persenjataan buatan AS. Kuwait merupakan negara yang dijadikan landasan utama bagi pasukan AS dalam invasi ke Irak 2003 lalu guna menggulingkan mendiang Saddam Hussein.

Kuwait pernah diinvasi pasukan Saddam pada 1990 sebelum AS akhirnya membantu mengusir pasukan Irak dari Kuwait awal 1991. Sekira 15.000 pasukan AS ditempatkansecarapermanen di Kuwait tepatnya di kamp Arifjan sehingga menjadikan Kuwait sebagai basis militer AS terbesar di kawasan Teluk.

Sementara itu, harian Gulf News dari Dubai bahkan menuliskan kritik tajam terhadap kebijakan Bush di Timur Tengah. Gulf News mengkritik AS atas dukungannya terhadap Israel yang telah menduduki Palestina. "Kami tahu, selain isu Iran, menjual senjata, menjamin harga minyak murah merupakan agenda utama dari tur Anda (Bush) ke kawasan," tulisan harian itu yang juga berarti menepis klaim Bush bahwa dia ingin menyelesaikan konflik Palestina-Israel.

Setelah dari Kuwait, Bush akan menuju Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), dan Arab Saudi.

Kunjungan Bush ke Bahrain dan ke UEA merupakan kunjungan pertama kali seorang Presiden AS menjabat, meski beberapa presiden pernah ke Arab Saudi.

Bush akan menutup rangkaian lawatannya ke kawasan di Mesir. Di akhir kunjungannya di Israel dan Tepi Barat, Bush yakin kesepakatan damai Palestina-Israel akan tercapai tahun ini, sebelum dia lengser dari Gedung Putih.

Namun, tidak ada terobosan penting yang dihasilkan dari kunjungannya di sana.

Juru bicara Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, Mark Regev, mengatakan, Israel mendukung ajakan damai Bush. Namun, Tel Aviv tidak optimistis mengenai berdirinya negara Palestina tahun ini.

(Nurfajri Budi Nugroho)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya