Depdagri Akan Didesak Ganti Nama Provinsi Jabar jadi Pasundan

Annas Nasrullah, Jurnalis
Jum'at 30 Oktober 2009 16:44 WIB
Para tokoh adat Sunda saat deklarasi Provinsi Pasundan
Share :

SUBANG - Wacana penggantian nama provinsi dari Jawa Barat menjadi Provinsi Pasudan semakin menguat. Perwakilan Pangauban Ki Sunda pada awal pekan besok akan mendatangi Depdagri untuk merekomendasikan penggantian nama provinsi tersebut.

Langkah itu ditempuh setelah ratusan sesepuh dan perwakilan masyarakat adat di Jawa barat menggelar doa bersama dan deklarasi Provinsi Pasundan di Wisma Karya, Jalan Ahmad Yani, Subang, pagi dinihari kemarin. Deklarasi tersebut ditandai dengan penyerahan senjata tradisional Kujang dari Kasepuhan Adat Nagara Banceuy, Abah Karlan kepada Ketua Pangauban Ki Sunda, Evi Silviady.

"Setelah menggelar deklarasi, tahapan berikutnya pada Senin (2/11) besok kami akan melakukan audiens dengan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) untuk merekomendasikan dan meminta secepatnya dilakukan penggantian nama provinsi menjadi Pasundan," papar Evi Silviady, Jumat (30/10/2009).

Evi memaparkan, dalam kurun waktu puluhan tahun terakhir ini, kultur Sunda sudah semakin terkikis menyusul masuknya budaya global. Hal ini dibuktikan dengan hilangnya budaya dan nuansa kultur sunda dan berganti menjadi gaya hidup modern. Kondisi tersebut dipeparah dengan kultur sunda yang terpublikasi di masyarakat melalui media elektronik diidentikan dengan sesuatu yang berbau mistis, seperti dukun atau lainnya.

Ini sebagai kritik keras terhadap publikasi yang keliru terhadap kultur sunda melalui media elektronik. Sunda kerap diidentikan dengan sesuatu yang mistis."Ironisnya lagi, saat ini masyarakat sunda menjadi tamu di daerahnya sendiri," paparnya.

Melangkah dari keprihatinan tersebut, sejumlah sesepuh dan nonoman (pemuda) Sunda sepakat untuk mengubah nama Provisi Jawa Barat menjadi Provinsi Pasudan. Salah satu alasannya adalah untuk menjaga kultur dan budaya Sunda di bumi Pasundan. "Kita sudah melakukan survei, dan mayoritas masyarakat Sunda sepakat pergantian nama itu menjadi Pasundan," imbuhnya.

Dalam deklarasi Provinsi Pasudan yang digelar sejak pukul 20.00 WIB Kamis (29/10) hingga pukul 03.00 dinihari kemarin itu dihadiri ratusan masyarakat adat dan Baduy Sunda, seperti Masyarakat Dayak Sagadu, Indramayu dan masyarakat Baduy Cibedug, Lembang serta beberapa masyarakat adat lainnya. Tampak pula sejumlah pejabat pemerintahan Kabupaten Subang, berada di tengah-tengah masyarakat adat.

Sebelum deklarasi penggantian nama Provinsi Pasundan, ratusan masyarakat Sunda itu melakukan ritual dan pembacaan mantra dari masing-masing masyarakat adat. Deklarasi sendiri dilakukan dengan penyerahan keris Kujang dari kasepuhan Nagara Banceuy kepada Ketua Pangauban Ki Sunda, Evi Silviady. Acara diakhiri dengan menampilkan kesenian tradisional sunda, seperti toleat, gembyung dan tari sunda.

Sementara, Wakil Ketua DPRD Subang, Agus Masykur Rosyadi menyambut positif gagasan penggantian nama menjadi Provinsi Pasudan. Hanya saja menurut dia, perubahan nama itu tidak melahirkan polemik mengingat karakter masyarakat Jawa barat heterogen.

"Di Jawa barat setidaknya ada tiga komunitas masyarakat, seperti karakter Pantura yang menggunakan bahasa Jawa, daerah Depok dan Bekasi yang menggunakan bahasa Indonesia dan Sunda sendiri. Sehingga perlu dibangun komunukasi dengan mereka. Tapi secara pribadi saya setuju dengan nama Pasudan itu," jelasnya.

(Fitra Iskandar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya