SURABAYA - Sejak Gerakan Anti Din Syamsudin (Gadis) mencuat, sejumlah pengurus Muhammadiyah bekerja ekstra untuk mengamankan sang Ketua Umum. Tak ayal beberapa pendekar tangguh dari Tapak Suci dan Komando Keamanan Muhammadiyah (Kokam) harus mengamankan kemana saja Din pergi.
Hal itu diakui oleh Din ketika membuka acara Musyawarah Wilayah (Muswil) XIV Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur di Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya.
“Saat ini di rumah saya dijaga pendekar dari Tapak Suci dan Kokam. Katanya sih untuk pengamanan,” ujar ketua Umum PP Muhammadiyah, Sabtu (5/2/2011).
Saat kedatangannya di Surabaya itu, ada isu akan didemo sejumlah massa yang anti terhadap ketua Umum Muhammadiyah. Namun ternyata isu tersebut tidak terbukti. Dia mencontohkan pengamanan yang dilakukan oleh Kokam dan Pendekar Tapak Suci tak hanya terjadi di Jawa saja. Saat ke Medan menginap di sebuah hotel, di kamar hotel ada sejumlah pendekar dan Kokam yang turut menginap pula.
“Sayangnya saat saya pergi ternyata mereka belum bangun tidur,” kelakarnya.
Setiap ada kunjungan ke daerah, selalu ada satu hingga dua mobil yang turut dalam rombongan. Mobil-mobil itu ternyata dari Pendekar Tapak Suci dan Kokam.
Menurutnya, langkah pengamanan itu bukan tanpa alasan. Sebab sejak ramainya tokoh lintas agama yang menggulirkan isu kebohongan pemerintah, banyak pihak yang menuding Din Syamsudin sebagai motor penggerak dari gerakan tersebut.
Namun Din menegaskan, gerakan ini adalah gerakan moral bukan politik apalagi dikaitkan pemakzulan Presiden. “Kami hanya gerakan moral, untuk langkah ke pemakzulan Presiden bukan ranah kami,” terangnya.
(Anton Suhartono)