JAKARTA- Polisi terus memeriksa intensif petugas satuan pengamanan (Satpam) SM Swalayan di Lubuklinggau dan kurir pengantar bom.
“Yang diperiksa sejauh ini rata-rata sekuriti dan kurirnya, belum ada yang ditahan,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bahrul Alam usai acara diskusi Mengakhiri Impunitas Dalam Kasus Kekerasan Terhadap Jurnalis di kantor Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (21/6/2011).
Menurut Anton, bom di Lubuklinggau tersebut memang pertama kali diterima oleh satpam, karena ketika itu yang punya tidak ada. Sehingga satpam tersebut mengetahui informasi mengenai pengirim. “Saat itu ada dua bom rakitan, yang satu tidak meledak karena sumbunya lepas,” katanya.
Sebelumnya, usai kejadian bom tersebut Polres Lubuklinggau telah mengamankan enam orang yang diduga mengetahui kronologi pengiriman paket bom kepada pimpinan SM Swalayan Group, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Hindra Soemarjono.
Keenam orang tersebut, yaitu H dan KA, pengurus travel di Palembang; DD, kasir rumah makan di Sekayu Muba; A, sopir travel Avanza Silver BG 2336 HD; DY, sopir mobil Xenia merah BG 2745 G; dan W, pemilik mobil Xenia maron. “Belum ada tersangka. Mereka dimintai keterangan terkait proses pengiriman paket ke SM Swalayan. Kami juga mengamankan mobil Avanza Silver dan Xenia merah maron, pakaian korban serta tujuh unit telepon seluler.
(Stefanus Yugo Hindarto)