BANDUNG - Untuk mempraktikkan ilmu teknik mesin yang didapat di bangku kuliah, Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) Institut Teknologi Nasional Itenas (Itenas) Bandung membuka bengkel yang melayani servis dan uji emisi gratis motor dan mobil. Bengkel ini terbuka bagi masyarakat umum, sejak 19 hingga 22 Desember 2011.
Di bengkel ini, masyarakat bisa melakukan engine tune up mobil, engine tune up motor, dan uji emisi mobil semua merek. Mobil yang telah mengikuti uji emisi juga akan mendapat stiker lulus uji emisi.
Ketua pelaksana program, Muhammad Sadikin menjelaskan, layanan bengkel tersebut merupakan program kerja rutin HMM Itenas yang digelar tiap akhir tahun sebagai upaya aplikasi ilmu dan pengabdian kepada masyarakat.
“Program ini tidak terkait dengan penilaian dari kampus. Kampus hanya sebagai fasilitator, kami mempraktikkan ilmu bagi masyarakat sekitar, terutama masyarakat kampus. Intinya, kami dari himpunan melakukan pengabdian masyarakat,” ujar Sadikin kepada okezone di sela program layanan bengkel gratis, Kamis (22/12/2011).
Dalam pelaksanaannya, ada 90 mahasiswa teknik mesin yang terlibat sebagai teknisi. Mereka dibagi ke dalam dua shift, yakni pagi dan siang. Ke-90 mahasiswa ini berasal dari program studi teknik mesin angkatan 2008, 2009, dan 2010. Dengan begitu, mahasiswa juga bisa mempraktikkan ilmunya sekaligus sebagai pembelajaran saat memasuki dunia kerja.
“Ini pembelajaran buat anggota HMM Itenas,” tambahnya.
Uniknya, meski sibuk membuka bengkel para mahasiswa yang terlibat tetap bisa menjalankan aktivitas kuliahnya. Mereka yang bertugas di shift pagi bisa terlibat di bengkel siang harinya. “Paling tangannya agak kotor karena oli mesin saat ikut kuliah, tapi itu biasa bagi mahasiswa mesin,” ujarnya.
Selama tiga hari, mereka sudah melayani puluhan motor dan mobil yang meminta tune up dan uji emisi gratis. Targetnya, pada hari terakhir ini mereka bisa melayani lebih banyak lagi kendaraan.
“Respons masyarakat baik sekali, meski peralatan kami terbatas. Banyak yang datang ke sini baik masyarakat kampus maupun dari luar kampus,” sebutnya.
Sadikin menuturkan, karena keterbatasan peralatan dan keterampilan, layanan mobil baru dibuka tahun ini. Sebagai persiapan, enam mahasiswa HMM Itenas mengikuti pelatihan di sebuah perusahaan mobil ternama selama sebulan. Keenam mahasiswa itu pun menjadi teknisi andalan di bengkel mobil dalam program tersebut.
“Mobil memang lebih sulit dibandingkan motor, sulitnya di peralatan. Jadi kami hanya melayani servis ringan. Tetapi tetap menggunakan teknik otomotif, teori perbandingan konfresi, dan perhitungan,” bebernya.
Sadikin mengakui, timnya lebih siap menangani mesin motor. Karena memiliki bengkel motor sendiri, maka peralatan mereka pun terbilang lengkap.
“Setiap tahun kami selalu membuka program kerja ini. Pendanaan kami dapatkan dengan menggaet sponsor, sambil berjualan oli dan makanan,” Sadikin mengimbuhkan.
(Rifa Nadia Nurfuadah)