PALEMBANG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengimbau agar masyarakat Muslim tidak ikut-ikutan merayakan Valentine.
Ketua MUI Sumsel Sodikun mengatakan Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang yang biasa dirayakan setiap 14 Februari merupakan kebudayaan Barat dan termasuk salah satu hari raya non-Muslim di Roma, Italia.
Menurutnya, akan lebih baik masyarakat Muslim cukup menghormati dan tidak menjadikan hari spesial apalagi menganggap sebagai hal yang harus diikuti.
"Banyak tradisi dan anjuran yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Lagi pula kasih ayang bisa diberikan kepada siapa saja setiap saat tanpa ada waktu yang menentukan," jelas Sodikun, Jumat (9/2/2012).
Sodikun berharap para orangtua memberikan pemahaman kepada anak-anak mereka untuk tidak terpengaruh pada perayaan semacam Valentine.
Sebaliknya, lebih menekankan pada pendidikan agama yang mengacu pada tuntunan Alquran dan Hadits Nabi, sehingga apa yang dilakukan sesuai kehendak Allah SWT.
"Kita menghormati kebudayaan di luar Islam. Tapi kita juga harus komitmen dan konsisten terhadap ajaran agama kita. Karena itu penting bagi kita untuk memilih kebudayaan yang memang sesuai anjuran agama kita," ujarnya.
Masih kata Sodikun, kasih sayang harus diwujudkan dalam bentuk yang lebih dari sekadar berbagi kado atau hal-hal yang kurang bermanfaat lainnya. Dalam konteks pemuda atau remaja, kasih sayang harus dibangun dengan pondasi akhlak atau moral dan pergaulan yang dihalalkan agama.
"Dalam Islam tidak ada istilah valentine, dan MUI mengharamkan kegiatan seperti ini. Lebih baik isi kegiatan 14 Februari dengan upaya meningkatkan bakti kepada orangtua dan introspeksi diri," tegasnya. (tri)
(Carolina Christina)