Penembakan Aktivis Remaja Picu Kemarahan

ISLAMABAD - Penembakan terhadap aktivis perempuan remaja oleh kelompok militan Taliban di Pakistan, mengundang kemarahan warga. Banyak sekolah yang menutup aktivitasnya sebagai tanda protes, sementara warga Pakistan lainnya berdoa menunjukkan rasa duka.

Penembakan terhadap Malala Yousufzai pada Selasa (9/10/2012) di Kota Mingora, memicu kemarahan hampir di seluruh lapisan agama, politik dan etnis di Pakistan. Mereka mengharapkan, kemarahan warga ini menjadi titik balik Pakistan dalam perang melawan Taliban.

Protes tampak berlangsung di Mingora, Lahore, Karachi serta Islamabad. Sementara di media, warga Pakistan menyuarakan kekesalan mereka dengan serangan tersebut dan menunjukkan rasa kekaguman kepada remaja perempuan yang berani melawan Taliban ini.

Bahkan petinggi militer Pakistan Jenderal Ashfaq Parvez Kayani yang jarang sekali membuat pernyataan publik, turut menyuarakan keprihatinannya atas peristiwa ini. Kayani pun menyempatkan diri untuk menjenguk Malala.

"Dalam penyerangan Malala, teroris telah gagal. Karena dirinya (Malala) tidak hanya berpengaruh secara individual tetapi menjadi ikon keberanian dan harapan yang menunjukkan pengorbanan bagi warga di Lembah Swat. Dirinya telah memecut negara untuk aktif memerangi terorisme," ujar Jenderal Kayani, seperti dikutip Associated Press, Kamis (11/10/2012).

Malala tertembak di bagian leher dan kepalanya ketika seorang penembak Taliban menaiki bus yang membawa anak-anak pulang dari sekolah. Insiden ini juga menyebabkan seorang remaja perempuan lainnya terluka.

Tim dokter berjuang keras untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di lehernya. Namun dirinya tetap berada di dalam perawatan intensif di rumah sakit Peshawar. Menurut perkiraan, 48 jam terakhir akan menjadi krusial bagi kondisi kesehatan remaja berusia 14 tahun itu.

(Fajar Nugraha)